Tidak hanya menampilkan beragam sajian panganan terbuat dari durian, kegiatan festival juga dimeriahkan pertunjukkan musik Senggayung yakni kesenian tradisional yang dimainkan oleh penduduk setempat terbuat dari bambu.
Kepala Desa Sedahan Jaya Nazanadira mengatakan, ada 100 hektare kebun buah durian di desa tersebut dan telah menjadi mata pencaharian penduduk setempat.
“Durian adalah komoditas utama hasil hutan bukan kayu bernilai ekonomi bagi pendapatan penduduk karena buahnya dijua, ada yang dibikin lempok, dodol, gula dan tempoyak durian,” kata Nazadira dari keterangan pers yang diterima Bisnis, Senin (14/12/2015).
Selain itu, ada lomba adu taji durian yaitu, biji durian yang dipasang bambu kemudian diadu, seperti adu gasing.
“Warga negara asing lomba makan durian, penduduk sekitar juga lomba pameran makanan hasil olahan durian dan kerajinan tradisional,” kata dia.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) Dadang Wardhana mengatakan 100 ha kebun durian itu berada di lokasi Taman Nasional Gunung Palung dan merupakan kawasan bernilai konservasi tinggi.
“Karena menjadi kawasan tangkapan air, dan sekaligus melindungi sumber air bagi penduduk,” tuturnya.
Menurutnya, masyarakat sekitar taman nasional diperkenankan memanfaatkan durian yang merupakan produk hasil hutan bukan kayu dalam zona pemanfaatan.
Festival ini didukung Pemkab Kayong Utara, IJ-Redd+Project, Forum Sahabat Palung, Yayasan Palung, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalimantan Barat, Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT. Cipta Usaha Sejati, dan PT. Kalimantan Agro Lestari.
