Bryan Spielman*)
Health

Revolusi Pelayanan Kesehatan di Timur Tengah

Bryan Spielman*)
Minggu, 3 Januari 2016 - 22:42
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pada kunjungan terkini ke Yordania dan Mesir, sebagai bagian dari misi dagang yang dipimpin oleh Departemen Perdagangan Amerika Serikat, saya terkesan dengan potensi kawasan tersebut untuk menjadi pusat pengobatan yang terdepan.

Dengan menggabungkan kebijakan yang tepat dan kemauan politik yang cukup, Timur Tengah bisa menjadi kawasan penting di dunia dalam hal penelitian pelayanan kesehatan.

Pada khususnya, kawasan ini memiliki peran penting terkait dengan uji klinis mengenai farmasi yang dirancang untuk memeriksa pengaruh garis keturunan pasien terhadap keamanan, manfaat, dan efektivitas pengobatan.

Seiring dengan meningkatnya pemahaman kita akan genetika, semakin jelas bahwa garis keturunan kita berperan dalam menentukan khasiat obat-obatan tertentu. Misalnya, banyak studi menunjukkan bahwa pasien keturunan Eropa merespons beta blockers dan ACE inhibitors lebih baik dibandingkan pasien keturunan Afrika.

Asal-usul benua (continental origins) sering menjadi pertimbangan dalam pemilihan pengobatan tekanan darah tinggi dan obat kardiovaskuler yang optimal. Contoh lainnya adalah warfarin, obat antikoagulan.

Sebuah penelitian menemukan bahwa para pasien keturunan Afrika membutuhkan dosis lebih tinggi daripada mereka yang keturunan Eropa. Pasien dengan nenek moyang dari Asia membutuhkan dosis yang lebih rendah.

Penelitian-penelitian mengenai tacrolimus, sebuah obat yang digunakan untuk mencegah penolakan organ pada pasien transplantasi organ, mengindikasikan bahwa para pasien Amerika keturunan Afrika membutuhkan dosis yang lebih tinggi dari pada mereka yang berkulit putih.

Penelitian genetik juga telah memperluas pemahaman kita tentang penyakit. Contohnya, sebuah riset oleh US Agency for International Development (USAID) menemukan bahwa epidermolysis bullosa, sebuah kelainan genetika pada kulit yang dapat melemahkan penderita, memiliki tanda genetik yang berbeda antara pasien dari Timur Tengah dibandingkan dengan mereka yang berasal dari belahan bumi lain.

Dengan bertambahnya pemahamanan kita akan berbagai jenis penyakit, dibutuhkan lebih banyak riset untuk menentukan efektivitas pengobatan baru yang mumpuni untuk kelompok pasien yang spesifik di seluruh dunia.

Penelitian ini sudah dilaksanakan di beberapa kawasan. Di Asia, Human Genome Organization mendirikan Pan-Asian Population Genomics Initiative untuk mempelajari keberagaman genetika dan mengevaluasi variasi respon terhadap pengobatan di kawasan tersebut.

Di Meksiko, Institute for Genomic Medicine melakukan genotyping terhadap seluruh populasi negara. Membangun upaya serupa di Timur Tengah membutuhkan kerjasama antara perusahaan farmasi, lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, pemerintah, dan penyedia layanan kesehatan.

Organisasi seperti USAID dan US Naval Medical Research Center, yang sudah melakukan riset klinis di kawasan tersebut, dapat menjadi mitra yang berharga dalam mengkoordinasikan dan mengatur berbagai percobaan.

Langkah pertama yang dapat diambil oleh Timur Tengah adalah menyelaraskan peraturan di seluruh wilayah, dengan adanya kesepakatan antar negara tentang parameter pengujian keamanan dan manfaat obat pada populasi lokal.

Aktivitas klinis sedang meningkat di Timur Tengah, dan ekosistem pelayanan kesehatan yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian juga berkembang dari segi jumlah dan kecanggihannya.

Namun, bicara mengenai pengobatan baru, berbagai badan pengatur di kawasan tersebut biasanya mengikuti keputusan yang dibuat oleh US Food and Drug Administration (FDA) dan European Medicines Agency (EMA), tanpa terlebih dulu mempelajari keamanan dan manfaat obat tersebut untuk pasien-pasien lokal secara mendalam.

Persetujuan harus dilakukan pada tingkat nasional. Namun, kepemimpinan di kawasan juga diperlukan. Yordania, misalnya, memiliki sistem pelayanan kesehatan yang canggih dan sektor pariwisata medis yang terus berkembang.

Hal ini dapat menjadi tempat percobaan klinis yang jumlahnya semakin meningkat. Dengan demikian, Yordania layak menetapkan standar penelitian yang baik yang diperlukan untuk mempelajari keamanan dan khasiat obat pada pasien keturunan Timur Tengah.

GERAK CEPAT

Kita perlu bergerak cepat. Angka kejadian penyakit-penyakit kronis meningkat dengan cepat di Timur Tengah. Menurut International Diabetes Federation, laju angka diabetes di Timur Tengah dan Afrika Utara akan meningkat sekitar 96,2% pada 2035.

Sementara itu, Uni Emirat Arab, Oman, dan Qatar diperkirakan akan mengalami peningkatan jumlah terbesar. Begitu juga, World Health Organization memperkirakan bahwa lebih dari seperempat orang dewasa di Mesir menderita hipertensi, sedangkan penyakit kardiovaskuler menyebabkan 35% dari angka kematian di Yordania.

Pengembangan pengobatan yang baru dan efektif wajib dilakukan untuk mengatasi tantangan-tantangan ini sebelum biaya pelayanan kesehatan meningkat tajam. Timur Tengah terkenal akan tempat-tempat bersejarah dari masa lampau, ketidakstabilan politik, dan sumber daya alam yang melimpah.

Namun, dengan meningkatkan kemampuan kawasan ini untuk memajukan penemuan-penemuan medis yang mutakhir, kawasan ini dapat menjadi pemimpin di dunia dalam menguatkan pemahaman kita atas peran genetika untuk menjamin keamanan dan manfaat pengobatan.()

*) BRYAN SPIELMAN, Executive Vice President Medidata, penyedia global solusi-solusi berbasis cloud mengenai riset klinis dalam ilmu biologi

Penulis : Bryan Spielman*)
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (3/1/2016)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro