Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan pada 2020, Indonesia mampu menjadi fashion hub dunia untuk lini modest wear atau busana santun. Apalagi, segmen tersebut sudah mulai banyak diincar, bukan hanya oleh konsumen yang berhijab, tetapi juga oleh penikmat fesyen pada umumya.
Di Indonesia, geliat industri fesyen modest wear termasuk yang paling progresif. Bahkan, busana sopan dan tertutup buatan desainer Tanah Air kerap dijadikan acuan untuk tren modest wear dunia.
Pada perhelatan Jakarta Fashion Week 2016 yang digelar pada akhir tahun lalu, modest wear kembali mendapatkan ruang istimewa di lintasan runway. Begitu banyak perancang dengan kreasi busana santun yang makin inovatif unjuk kebolehan di ajang pekan fesyen paling bergengsi di Asia Tenggara itu.
Salah satu sesi show busana tertutup yang mendapat respons cukup positif pada JFW 2016 adalah pertunjukan karya-karya tiga perancang muda Rani Hatta, Indah Novianti, dan Maima yang meluncurkan koleksi bertema Forthcoming.
Rani hadir dengan labelnya Rani Hatta, Indah dengan labelnya Novierock, dan Maima dengan Maima Indonesia. Masing-masing dari ketiganya berunjuk gigi dengan busana-busana tertutup yang dirancang khusus untuk perempuan dinamis dan aktif.
Koleksi busana ready to wear karya ketiganya menggabungkan berbagai fitting atau potongan khas gaya busana musim gugur/dingin Eropa, dengan perpaduan warna-warna netral untuk keserasian penampilan dalam berbagai suasana.
Dengan menyuntikkan unsur maskulin ke dalam setiap rancangannya, Rani Hatta berhasil menjadikan busana-busana tertutupnya lebih berkarakter. Koleksinya terkesan elegan dan berkelas dengan permainan warna-warna dingin seperti navy, abu-abu, dan hitam.
Menurut Rani, sebagian besar koleksinya memiliki potongan lebih dari satu piece, dan banyak bermain dengan desain-desain atasan luaran (outter) berpotongan seperti piyama atau jubah mandi (bathrobe).
“Busana-busana [koleksi label Rani Hatta] bergaya minimalis dan effortless, yang akan menonjolkan kesan elegan bagi pemakainya, tanpa meninggalkan pakem-pakem dari rancangan busana muslimah,” jelasnya.
Untuk kenyamanan penggunaan, dia juga banyak menggunakan potongan longgar dari bahan-bahan ringan dan jatuh seperti pine stripe, stretch wool, cotton, dan crepe.
Sementara itu, Indah Novianti lebih menonjolkan pola-pola yang feminin tetapi tetap edgy ke dalam rancangannya. Bagaimanapun, seperti halnya karya-karya Rani, Indah mempertahankan sentuhan maskulin di dalam setiap busana tertutupnya.
Karya-karyanya didominasi pilihan warna putih, hitam, abu-abu, dan biru tua dengan fitting lurus dan loose tanpa kancing. Blazer panjang, robe, dan kardigan panjang tanpa terlalu banyak detail menjadi nuansa utama dari koleksinya.
Untuk menguatkan kesan edgy pada busana tertutup, label Novierock juga memperkenalkan berbagai bentuk topi bowler berwarna gelap sebagai tambahan aksen pada penutup kepala.
Berbeda dengan Indah yang banyak menawarkan busana minim potongan dan detail, Maima memilih bermain dengan banyak aksen dalam setiap karyanya. Dia banyak bermain dengan warna hijau army dan krem untuk menegaskan kesan maskulin.
Namun, aksen feminin terlihat dari ragam desain asimetris, aksen geometris, dan potongan bertumpuk-tumpuk (layer) pada jaket dan outter panjang rancangannya. “Koleksi ini didesain untuk penyuka modest wear yang suka gaya feminin tetapi tetap nyaman digunakan.”
Untuk mengimbangi kesan maskulin pada karya-karyanya, Maima juga memasukkan unsur layer pada penutup kepala. Dia banyak memperkenalkan model penutup kepala yang cukup rumit dengan penggunaan material yang ringan untuk menghindari kesan terlalu kaku.
Bagi Anda yang tidak menggunakan hijab sekalipun, karya-karya setelan dari ketiga perancang tersebut tetap dapat dicomot untuk padu padan gaya semiformal yang anggun, dengan sentuhan nuansa maskulin.