Minuman karbonasi dibuat untuk hiburan dan memberikan sensasi berbeda pada minuman.
Health

Minuman Bersoda Aman Bagi Tubuh?

Deliana Pradhita Sari
Minggu, 17 Januari 2016 - 22:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Selama ini, minuman bersoda sering disebut-sebut sebagai minuman berbahaya dan tidak baik dikonsumsi karena berdampak buruk bagi kesehatan. Minuman bersoda dicap dapat menyebabkan obesitas, perut buncit, perut kembung, maag, sariawan, bahkan diabetes.

Sebenarnya, apakah minuman bersoda itu? Dan, bagaimana dampaknya terhadap tubuh seseorang yang mengonsumsi minuman berkarbonasi tersebut? Benarkah dapat memicu terjadinya berbagai penyakit yang berbahaya?

Minuman bersoda atau istilah ilmiahnya disebut dengan minuman berkarbonasi, komponen utamanya adalah air, sedangkan komponen minornya adalah karbon dioksida (CO2).

Sifat CO2 yang dimasukkan dengan tekanan tinggi ke dalam cairan tersebut terikat dengan cairan tetapi tidak permanen. Hal itu berakibat adanya gelembung-gelembung udara dalam cairan. Jika tutup botol berisi cairan tersebut dibuka, akan timbul suara letupan.

Selain CO2, juga terdapat beberapa komponen minor dalam minuman bersoda, antara lain, konsentrat kola, kafein, gula atau pemanis sintetis, pewarna karamel, dan juga pengasam.

Dokter Ahli Gastroenterologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Ari Fahrial Syam mengatakan minuman sensasi krenyes atau menggigit di lidah tersebut tidak ada kaitannya dengan masalah yang kerap disuarakan sehingga menjadi momok di kalangan masyarakat.

“Obesitas, diabetes, penyakit lambung dan penyakit mulut dan gigi bukan disebabkan oleh karbonasi dalam minuman. Yang membahayakan itu adalah kandungan gula tambahan dalam minuman botol atau kemasan,” katanya.

Menurut dia, minuman berkarbonasi memiliki fungsi hidrasi atau menambah asupan cairan tubuh. Apalagi, minuman soda yang tidak berasa—belum ada tambahan kandungan lainnya dan menjadi bahan campuran untuk minuman soda gembira—itu aman dikonsumsi.

“Minuman soda seperti itu malah bagus untuk kesehatan lambung dan usus, dan juga untuk melancarkan buang air besar,” tuturnya.

PERUT BUNCIT

Menurut Fahrial, tidak perlu takut gemuk atau perut buncit setelah mengonsumsi minuman karbonasi. Satu botol tanggung minuman bersoda mengandung 110 kilo kalori/200 ml. Bandingkan dengan yoghurt dalam ukuran sama yang mengandung 210 kilo kalori/200 ml.

Hal itu dikarenakan kandungan susu dalam yoghurt yang berkontribusi menambah kalori dalam tubuh.

Namun demikian, apapun minuman kemasan yang banyak mengandung gula dan dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dalam satu hari, akan berdampak buruk bagi kesehatan, seperti terjadinya obesitas, diabetes, atau sakit gigi dan kerongkongan.

Di sisi lain, Ahli Gizi Industri Pangan Institut Pertanian Bogor Made Astawan mengatakan karbon dioksida yang digunakan pada proses karbonasi minuman pada dasarnya sama dengan gas alam yang dikeluarkan saat bernafas dan dihirup tanaman saat proses respirasi.

“Gas dari alam yang membentuk sistem kerja tubuh, jika kembali ke dalam tubuh itu tidak berbahaya dan tidak ada kekhawatiran risiko mengenai penambahan CO2 dalam makanan dan minuman,” katanya.

Made menambahkan minuman karbonasi mulai dikomersialiasasikan sejak 1830. Minuman karbonasi dibuat untuk hiburan dan memberikan sensasi berbeda pada minuman.

“Minuman karbonasi diciptakan berkat keisengan manusia pada saai itu. Mereka menganggap aktivitas minum adalah sebuah hiburan dan rekreasi,” ujarnya.

Selain itu, tambahnya, minuman berkarbonasi juga memiliki fungsi hidrasi. Fungsi ini berupaya untuk mencegah dehidrasi dan menambah asupan cairan.

Made sangat menyayangkan atas vonis yang dijatukan mayarakat terhadap minuman karbonasi dan efek-efek bahaya lainnya.

Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (17/1/2016)
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro