/leadershipalive.com
Referensi

Reference: Leader Versus Manager

Harry Xiao*)
Minggu, 31 Januari 2016 - 03:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai seorang pelatih kepemimpinan, saya sering mendapatkan pertanyaan, apa bedanya pemimpin (leader) dan pengelola (manager)? Bukankah dua-duanya sama-sama memiliki anak buah?

Sekitar 20 tahun yang silam, saat masih asyik bergelut dan membangun karier di dunia korporasi, saya pernah mendapat tawaran untuk bekerja di sebuah perusahaan perkebunan. Perusahaan dengan komoditas utama kebun cengkih ini sedang mencari seorang project officer untuk menangani pembukaan perkebunan pisang.

Saat itu posisi saya masih bekerja di sebuah perusahaan jasa penyelenggaraan acara, yang saat ini popular dengan sebutan event organizer. Latar belakang pendidikan saya desersi dari kuliah, alias tak berijazah sarjana, dan pengetahun di bidang perkebunan nol besar.

Saat sesi wawancara langsung dengan direktur utama perusahaan yang berbasis di Kota Semarang ini, saya mengatakan apa adanya semua kondisi dan latar belakang saya. Namun jawaban sang direktur mengubah hidup saya untuk selamanya.

Mau tahu apa yang dikatakan sang direktur ? Ini kata beliau : “Saya punya banyak sarjana lulusan terbaik di bidang pertanian. Mereka semua pandai. Tapi yang saya butuhkan adalah orang yang bisa memimpin orang-orang pandai ini.”

Klik ! Sakelar berbunyi keras di kepala saya. Saya menerima pekerjaan tersebut sebagai project officer, dan tiga tahun kemudian mengundurkan diri dengan posisi asisten direktur.

Itulah awal perjumpaan saya dengan dunia kepemimpinan atau leadership.

Leadership tidak identik dengan sebuah jabatan. Adapun manager jelas merupakan sebuah jabatan formal di sebuah organisasi perusahaan.

Kepemimpinan memiliki spektrum yang lebih luas dan holistik, sedangkan pengelolaan atau manajemen bisa terbatas pada lingkup pekerjaan yang sesuai dengan deskripsi tugas.

John C. Maxwell, seorang pakar kepemimpinan dari Amerika Serikat, dalam buku The 5 Levels of Leadership menjelaskan bahwa tingkat kepemimpinan paling dasar adalah posisi.

Seorang pemimpin yang memimpin karena posisi atau jabatannya. Dari sudut pandang bawahan atau pengikut, mereka tidak mempunyai pilihan, selain “harus” mengikuti sang pemimpin. Hubungannya adalah atasan dan bawahan.

Empat tingkatan lain di atasnya disusun berdasarkan urutan atas kepribadian, rekam jejak, karakter, serta kemampuan seorang pemimpin dalam mengembangkan kepemimpinan di sekelilingnya.

Saat saya bertugas sebagai seorang manager di perusahaan perkebunan ataupun di perusahaan-perusahaan berikutnya, di mana saya menempuh karier, saya menemukan bahwa banyak hal yang tidak bisa diselesaikan dengan hanya kapasitas dan deskripsi tugas seorang manager.

Hal-hal yang menyangkut hubungan antar manusia, sentuhan emosi, motivasi dan dukungan, serta melibatkan seluruh kemampuan yang dimiliki jelas jauh menembus batas tanggung jawab seorang manager.

Contohnya, saat menghadapi demonstrasi karyawan, karena ketidakpuasan atau menuntut kenaikan upah. Jika kita menghadapi dengan pola manajemen, yang menjadi senjata adalah standar operasional dan peraturan kerja. Namun, jika kepemimpinan mengambil alih, maka komunikasi dan diskusi menjadi sebuah pilihan untuk menyelesaikan hambatan.

Ada tiga kata kunci yang akan saya bahas menyangkut perbedaan antara kepemimpinan dan manajemen, yaitu : orientasi, risiko, dan stabilisasi.

Orientasi

Seorang manager bekerja dengan berorientasi pada tugas. Job description, manual, dan prosedur operasional. Ia harus memastikan semua peraturan tertulis berjalan sebagaimana mestinya. Selain tugas, seorang manager juga harus setia pada proses. Semua harus dijalani dengan standar yang telah ditulis dan ditentukan.

Dalam kepemimpinan, tugas dan proses tidak menjadi batasan. Seorang pemimpin berorientasi pada manusia. Ia tidak membaca manual, tetapi mendengarkan apa kata bawahan atau pengikutnya.

Ia tidak mengabaikan proses, tapi lebih mengutamakan hasil. Proses dipandang sebagai alternatif jalan yang beraneka ragam untuk mencapai tujuan dan hasil yang ingin diraih.

Risiko

Risiko atau dampak negatif adalah sesuatu yang harus dihindarkan dalam manajemen. Tugas manager adalah menjauhkan organisasi atau perusahaan dari risiko yang mungkin terjadi. Keamanan adalah kata kunci dalam manajemen.

Seorang pemimpin akan menantang risiko. Seringkali ia harus menghadapi pilihan yang tidak populer untuk menghadapi dan menempuh risiko yang tidak kecil. Contohnya Pak Ahok yang sedang menjalani tugasnya sebagai gubernur DKI.

Ia telah memilih untuk mengambil risiko ancaman dan kemarahan lawan politiknya, dengan membongkar banyak skandal korupsi dan manipulasi anggaran yang terjadi di jajaran pemerintahan.

Suatu saat dalam tahun awal karier saya sebagai direktur sekolah, saya pernah mengambil risiko dengan menaikkan tarif uang sekolah cukup tinggi. Risikonya adalah gelombang protes dari orang tua siswa.

Namun saat risiko teratasi, dampak positif terhadap anggaran yang surplus menjadi sebuah ganjaran yang sepadan. Risiko yang telah dipertimbangkan masak-masak (calculated risk) adalah sarapan pagi seorang pemimpin.

Stabilisasi

Seorang manager yang baik akan berusaha menciptakan stabilitas organisasi. Keteraturan dan keseragaman menjadi sebuah tujuan yang harus dicapai. Kemapanan adalah kata kunci dalam manajemen.

Dalam kepemimpinan, kemapanan justru dihindari. Seorang pemimpin akan membuat perubahan. Ia tak akan tinggal diam dengan stabilitas. Semua pemimpin besar dalam berbagai bidang menciptakan perubahan.

Steve Jobs membuat perubahan dalam menciptakan gadget berkualitas yang berbeda, dan tidak bisa ketularan virus.  Mark Zuckerberg membuat perubahan dalam cara pertemanan virtual yang sedang menjangkiti seluruh dunia.

Nadiem Makarim membuat perubahan dengan sistem pemesanan dan layanan ojek yang terorganisasi rapi melalui aplikasi. Perubahan adalah denyut nadi dalam diri seorang pemimpin.

Penyadaran dan pelatihan yang tepat dalam aspek kepemimpinan akan membuat seorang manager menjadi lebih efektif dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Adapun seorang berjiwa pemimpin yang mendapatkan posisi atau jabatan akan semakin memperluas pengaruhnya. Memimpin dahulu, jabatan kemudian. 

*) Harry Xiao, Pelatih Kepemimpinan dan Komunikasi, Pendiri Great-Life Resources

Penulis : Harry Xiao*)
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (31/1/2016)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro