Tantangan jualan jajanan 90-an ini yakni pada jumlahnya. /Bisnis.com
Fashion

Nostalgia Jajanan Era 90-an

Azizah Nur Alfi
Minggu, 6 Maret 2016 - 11:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Jajanan era 1990 mulai menjadi tren sejak tiga tahun lalu. Tren ini bermula setelah Anak Mas kembali muncul di pasaran. Anak Mas  menjadi ikon jajanan anak pada masa itu, berupa mie remes dengan bumbu terpisah.

Hal itu ditandai dengan kemunculan sejumlah outlet yang menjual khusus jajanan era 90-an. Mereka di antaranya Sobat Ngemil di Depok dan Jajan90an di Jakarta Selatan.

"Tiga tahun lalu masih ada Anak Mas rasa keju. Sekarang hanya rasa ayam panggang dan jagung bakar. Kemasannya juga berbeda. Produsennya tetap sama, Indofood," ungkap Pemilik Sobat Ngemil Suci Lestarini.

Menurut Leni, panggilan akrabnya, hanya sedikit jajanan era 90-an yang tetap mempertahankan kemasan dan rasa yang sama persis dengan era saat itu. Tujuan dari kemasan yang berbeda untuk menarik perhatian anak masa kini, tetapi tidak demikian yang terjadi di lapangan.

Leni mengatakan konsumen Sobat Ngemil banyak datang dari usia 27 tahun hingga 35 tahun, artinya mereka lahir di era 1980. Bahkan, tidak sedikit konsumen dari luar kota datang ke tempatnya. "Rela datang jauh-jauh dari Cikampek hanya untuk nostalgia, melihat jajanan era 90-an," ungkapnya.

Selain Anak Mas, cokelat pasta Choyo Choyo Cups, permen karet Yosan, Cokelat Jago juga banyak digemari. Total ada 25 varian jajanan era 90-an dalam gerai Sobat Ngemil.
Meskipun barang lama dan sulit dicari, jajanan era 90-an dipasang dengan harga terjangkau.

Leni mengatakan harga jajanan era 90-an mulai dari Rp250 per bungkus.

Dino Dinar, pemilik outlet Jajan90an, mengatakan tren jajanan era 1990 dimulai setelah munculnya buku Generasi 90-an karya Marchella FP. Sejak saat itu, mulai banyak konsumen dengan usia 27 tahun - 35 tahun datang mencari jenis jajanan ini.

Menurut Dino,  gerai Jajan90an sebenarnya tidak menyajikan jajanan sebagai suguhan utama. Outlet ini justru menyajikan nostalgia dan kenangan masa lalu melalui produk jajan masa lampau. “Tantangan jualan jajanan 90-an ini yakni pada jumlahnya, karena produsen membuatnya sedikit,” katanya. ()

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (6/3/2016)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro