Bisnis.com, JAKARTA - Tubuh kita membutuhkan cairan, sehingga dalam kondisi normal remaja dan dewasa yang sehat memerlukan air sebanyak 2 liter atau delapan gelas per hari. Tapi kalau mengalami kekurangan cairan bisa membuat otak jadi lemot alias lambat berpikir.
Sementara kebutuhan air bagi anak-anak dan usia lanjut, kata Shanty Olivia F. Jasirwan, anggota Divisi Research Hydration Working Group, lebih rendah dari 2 liter per hari.
Air, katanya, sangat diperlukan untuk konsentrasi dan gerakan kognitif. Bila kekurangan cairan di dalam tubuh, maka hal itu dapat mengurangi peredaran darah yang membawa oksigen ke otak, sehingga otak menjadi lomot.
Di Amerika Serikat ada studi pada anak, kata Ketua Indonesian Hydration Working Group (IHWG) Dr Budi Wiweko, lebih dari 50% anak mengalami dehidrasi.
Hal itu bisa berpengaruh pada gerakan kognitif, konsentrasi berkurang dan penyerapan pelajaran juga berkurang. Sehingga ibu negaranya, kata Wiweko, sangat concern dengan masalah dehidrasi (kekurangan cairan) pada anak-anak.
Wiweko dan Shanty menyampaikan hal itu pada media di sela-sela acara konferensi tentang Indonesian Hydration & Health Conference di Hotel JW Merriot pada Rabu (16/3/2016).
Terdapat beberapa gejala klinis akibat kekurangan air di dalam tubuh antara lain bibir kering, kulit kering, tidak buang air kecil, atau warna urine kuning. Adanya tanda-tanda tersebut, kata Wiweko, perlu minum air dan tidak harus menunggu sampai terasa haus.