Bisnis.com, JAKARTA – Bagi calon ibu muda perlu mengetahui gejala alergi pada bayi, karena dapat menghambat tumbuh kembang anak. Sementara itu, alergi itu dapat dicegah.
Alergi adalah sesuatu reaksi yang berbeda dari normal yang berasal dari zat yang masuk ke dalam tubuh. Alergi itu bisa berasal dari makanan, debu atau obat.
Guru besar Universitas Padjadjaran Budi Setiabudiawan mengatakan anak dengan salah satu orang tua memiliki riwayat alergi berisiko mengalami alergi sebesar 20%-30%.
Jika saudara memiliki riwayat alergi, anak berisiko mengalami alergi sebesar 25%-30%. Bila kedua orang tua memiliki riwayat elergi, maka mempunyai peluang alergi 60%-80%. Bahkan anak dengan orang tua yang tidak memiliki riwayat alergi pun berisiko, mengalami alergi sebesar 5%-15%.
Guru besar tersebut menyampaikan hal itu pada acara Nutritalk yang bertema Early life Nutrition: Dasar-dasar dan Pedoman Praktis Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak dengan Alergi Protein Susu Sapi di Hotel Double Tree, Kamis (24/3/2016).
Rini Sekartini, Konsultan Tumbuh Kembang Anak RSCM, mengatakan pola makan dari 1.000 hari kehidupan sangat penting diperhatikan. Nutrisi bagi bayi yaitu ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, setelah itu ASI ditambah makanan pendamping, dan makanan keluarga.
Alergi dapat menghambat tumbuh kembang anaknya. Satu dari 12 anak memiliki risiko alergi protein susu sapi. Lalu 1 dari 25 anak mengalami alergi protein susu. Gejala pada si kecil yang alergi protein susu sapi muncul pada kulit, saluran pernapasan dan saluran cerna.
Gejala pada kulit dapat beurpa bentol merah gatal, gejala dematitis atopik yang sering muncul pada anak alergi, bentol merah berisi cairan, kuli kering dan gatal.
Sedangkan gejala pada saluran nafas berupa bersin-bersin diserta gatal, hidung tersumbat, ingus encer, batuk berulangm gejala asma, nafas berbunyi. Kemudian gejala pada saluran cerna dapat berupa muntah, kolik, diare atau BAB diserta tinja berdarah.