Bisnis.com, JAKARTA - Festival Teluk Jailolo (FTJ) 2016 akan kembali digelar untuk ke-8 kalinya di Kota Jailolo, Ibukota Halmahera Barat, pada 2-7 Mei 2016 mendatang.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti bersama Wagub Maluku Utara M Natsir Thaib dan Bupati Halmahera Barat Danny Missy, meluncurkan event tersebut di kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Senin (18/4/2016).
Penyelenggaraan FTJ 2016 kali ini mengangkat tema “Pesona Budaya Kepulauan Rempah” sebagai upaya mengangkat kembali popularitas Moloku Kie Raha (Jailolo, Bacan, Ternate dan Tidore). Wilayah ini pernah tercatat dalam sejarah dunia sebagai pusat penghasil rempah-rempah terbaik pada Abad XV-XVIII.
“Popularitas Moloku Kie Raha yang sejak Abad XV tersohor ke seluruh dunia sebagai kepulauan penghasil rempah terbaik dunia (spice island) menjadi branding untuk mendongkrak pariwisata Maluku Utara,” kata Esthy.
Dia menjelaskan, wisata dengan latar belakang sejarah relatif mudah dipromosikan. Hal ini misalnya tampak ketika Kemenpar meluncurkan Wisata Jalur Samudera Cheng Ho dengan destinasi Batam dan Semarang baru-baru ini.
“Launching Wisata Jalur Samudera Cheng Ho di Batam menarik minat banyak wisatawan dari China dan menjadi trending topik di media sosial Asia,” katanya.
Prospek pariwisata Maluku Utara ke depan dinilai sangat cerah seiring meningkatnya fasilitas aksesibilitas, amenitas, dan aktraksi wisata.
Pemerintah telah menetapkan wilayah Morotai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK); pariwisata, industri perikanan dan logistik.
"Pembangunan fasilitas infrastruktur, amenitas, dan atraksi di sana akan lengkap,” imbuhnya.
Wagub Malut, M Natsir Thaib mengatakan tujuan penyelenggaraan FTJ 2016 untuk menumbuhkan dan mengukuhkan kembali identitas Halbar sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya budi.
“Inilah yang menjadi daya dorong dalam membangun pariwisata terintegrasi berbasis pelestarian budaya dengan akar sejarah kejayaan Kepulauan Rempah Moloku Kie Raha,” katanya.
Pusat aktivitas FTJ 2016 akan dilakukan di sejumlah lokasi wisata misalnya di Desa Wisata Gamtala, Desa Wisata Guaeria, Desa wisata Bobanehena.
Di tempat-tempat tersebut, wisatawan diajak berpetualang. Berbagai kegiatan ditawarkan, mulai dari berpetuangan menyusuri mangrove; melihat pengolahan sagu; wisata kuliner; belakar tentang cengkeh, pala dan kelapa.
Wisata di desa ini dapat dilanjutkan dengan wisata tracking dan menikmati kuliner ala petani kebun rempah-rempah di atas gunung Jailolo sambil menikmati pemandangan Teluk Jailolo.
Bupati Halbar Danny Missy berharap event FTJ 2016 akan menarik wisatawan wisatawan nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara (wisman) serta para investor untuk berwisata menikmati wisata sejarah, budaya, dan wisata alam sekaligus melihat potensi bisnis yang dapat dikembangkan di Halbar.
Penyelenggaran FTJ 2016 akan disemarakan dengan rangkaian acara antara lain; ritual budaya, atraksi budaya, gelar seni budaya Moloku Kie Raha, serta Sasadu On The Sea sebagai puncak acara.
Sasadu On The Sea merupakan seni pertunjukan kontemporer yang memadukan unsur tarian tradisional, musik tradisional, drama dan koreografi. Pertunjukan ini akan ditampilkan di panggung berada di atas laut dan atraksi ini yang menjadi satu-satunya di Indonesia.
Provinsi Maluku Utara termasuk destinasi wisata bahari yang potensial karena memiliki taman laut sebagai lokasi selam (side diving) antara lain di Perairan Gura Ici dan Pulau Widi di Kabupaten Halmahera Selatan dan di Pulau Oto, Kabupaten Halmahera Tengah.
Selain itu, ada juga potensi wisata sejarah antara lain berupa peninggalan empat kesultanan besar; Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo.
Menurut data BPS jumlah kunjungan wisatawan ke Maluku Utara tahun 2014 sebanyak 290.839 wisatawan nusatara (wisnus) dan 1.922 wisatawan mancanegara (wiswan), sebagian diantaranya yang berkunjung ke Kabupaten Halbar sebanyak 3.998 wisnus dan 102 wisman.
Travel
Festival Teluk Jailolo 2016 Kembali Digelar, Catat Tanggalnya
Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Andhina Wulandari