Bisnis.com, JAKARTA-Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan kelas menengah atas di kota-kota besar Indonesia, berbagai hobi dan budaya populer menarik di kalangan kaum urban pun kian bercokolan.
Salah satunya adalah budaya perjamuan minum teh (high tea/afternoon tea) sekaligus mengoleksi peranti minum tehnya (tea set). Hobi mengoleksi tea setkebanyakan digeluti oleh para pecinta teh dan sosialita, dan telah dianggap sebagai kegiatan prestisius.
Tidak jarang para kolektor tea setmerogoh kocek dalam-dalam untuk melengkapi koleksinya. Padahal, harga satu set peralatan minum teh tidaklah murah dan bisa mencapai nilai jutaan rupiah.
Kebanyakan kolektor mengumpulkan tea set porselen, yang mayoritas diproduksi di luar negeri. Namun, ada juga yang mengoleksi tea set berbahan lain seperti keramik, tanah liat (pottery), dan enamel.
Itulah yang dilakukan oleh Tuti Rachmah Yulianti, perempuan Bandung yang juga pemilik Sangsangan Accessories. Sudah sekitar tiga tahun terakhir dia mengoleksi tea set enamel yang mengandung nuansa vintage.
Koleksi uniknya yang mencapai ratusan set membuat perempuan berhijab tersebut cukup terkenal di dunia maya, dengan pengikut mencapai lebih dari 6.900 orang di Instagram. Padahal, dia mengaku hobi mengoleksi tea set enamel dilakukan secara tidak sengaj
Lantas, bagaimana kisahnya seputar tren mengoleksi tea set? Bagaimana dia menjadikan koleksinya sebagai sebuah investasi? Berikut penuturannya:
Bagaimana awal mula hobi mengoleksitea set?
Pada awalnya saya hanya menyukai ratang enamel. Lagipula, belum banyak orang yang mengoleksi enamel, karena di Indonesia saat ini semakin sulit dicari. Selain itu, banyak yang menganggap enamel sebagai barang kuno.
Enamel kerap dianggap sebagai barang butut, bahkan rongsokan. Oleh karena itu, awalnya saya tertarik mengangkat citra enamel sebagai barang vintage yang layak koleksi dan memiliki estetika tinggi.
Saya mulai mengoleksi [rantang enamel] tiga tahun lalu. Pelan-pelan saya mulai tertarik mengoleksi tea set juga. Karenatea set enamel di Indonesia sudah semakin sulit ditemukan saat ini.
Sampai sekarang ada berapa jumlah koleksi tea set-nya? Dari mana saja mendapatkannya?
Untuk tea set-nya ada lebih dari 100 set.
Saya mendapatkannya kebanakan melalui pertemanan di Instagram. Karena banyak yang melihat foto-foto koleksi tea set pada akun saya, akhirnya banyak yang memberi informasi tempat-tempat membeli tea set enamel.
Kalau ada yang kebetulan menjual tea setenamel, biasanya mereka langsung mengontak saya untuk menawarkan produknya. Kalau saya lihat ternyata cocok, baru saya beli.
Kebetulan saya tidak pernah berburu tea set sampai sedemikian rupa, karena di media sosial banyak yang membantu saya mendapatkan tambahan koleksi.
Apa pernah ada cerita menarik selama mengoleksi tea set ini?
Pernah suatu ketika ada orang Prancis yang mengira saya kaya raya karena mengoleksi tea set enamel. Sebab, ternyata harga enamel di sana sangat mahal. Padahal, di Indonesia dianggap sebagai barang kuno dan tidak berharga.
Saya juga pernah mendapatkan koleksitea set enamel dari luar negeri, tepatnya dari Ceska. Sebab, enamel buatan Ceska sangat cantik, dengan tinta dan tulisan timbul yang sudah sangat langka sekali.
Bagaimana kriteria tea set enamel yang layak dikoleksi?
Kalau saya sih melihat dari motifnya. Motif pada tea set enamel biasanya menunjukkan dari periode kapan dia dibuat. Misalnya motif bunga tertentu menunjukkan tahun tertentu. Kebanyakan dari mereka bahkan sudah langka.
Banyak tea set enamel berkualitas bagus yang dibuat pada era 1950-an dan 1960-an. Sebenarnya saat ini juga masih ada yang memproduksi, tapi karena peminatnya semakin sedikit, kebanyakan malah dijual ke luar negeri.
Saya sering juga mendapatkan tea setenamel dari barang-barang sisa ekspor di pabrik. Banyak motif-motif langka buatan Indonesia yang diekspor. Misalnya saja, motif nuansa Timur Tengah.
Lalu, saya juga mengoleksi motif blirik cendol yang legendaris itu. Baik yang warna hijau, merah, biru, hingga abu-abu. Sebisa mungkin saya mendapatkan yang fisiknya masih utuh dan mulus.
Tea set yang dikoleksi apakah hanya untuk dipajang atau digunakan juga?
Untuk yang masih mulus, biasanya masih sering saya pakai. Namun, kalau yang sudah berkarat, saya cat ulang dan dipajang.
Selain itu, koleksi saya sering dijadikan obyek foto bagi orang-orang yang berkunjung ke rumah saya. Saya sendiri pun hobi fotografi, dan sering menjadikan koleksi saya sebagai obyek foto.
Dari hobi memotret tea set tersebut, saya sering menang lomba yang diadakan oleh komunitas fotografi di Brazil, Italia, Spanyol, dan Rusia.
Sebenarnya, mengapa memilih koleksitea set enamel ketimbang porselen?
Sebelumnya saya memiliki koleksi tea set[porselen] yang diproduksi pada 1930-an dan bernilai tinggi. Ketika terjadi lecet atau pecah, rasanya sedih sekali. Itulah mengapa saya lebih suka enamel. Biar kalau jatuh, saya tidak sakit hati.
Selain itu, jarang sekali orang yang khusus mengoleksi barang-barang enamel. Tea set enamel masih dianggap kurang bernilai, sehingga saya sering mendapatkan barang [bekas] dengan harga murah karena pemiliknya tidak paham bahwa barang tersebut sebenarnya mahal.
Berapa rata-rata harga tea set yang dikoleksi? Apa bisa dijadikan investasi?
Untuk tea set biasa, harganya rata-rata Rp100.000—Rp250.000. Namun, untuk yang langka biasanya sekitar Rp750.000/set. Namun, untuk yang dari luar negeri dan sangat langka bisa mencapai jutaan rupiah.
Saya mengoleksi ini juga sebenarnya untuk investasi, agar kelak bisa digunakan oleh anak cucu saya. Sebab, harga tea set enamel berkualitas tinggi terus naik di kalangan kolektor. Tiga tahun lalu saya beli salah satu set bernilai Rp1,25 juta, saat ini nilainya sudah Rp4 juta.
Namun, yang jelas, saya sendiri membeli bukan untuk dijual lagi.
Bagaimana cara perawatan tea setenamel?
Perawatannya cukup mudah. Untuk yang sudah berkarat sekali, dibersihkan menggunakan Porstex. Namun, jangan digunakan untuk konsumsi. Dipajang saja. Kalau yang fisiknya masih bagus, dicuci dan dilap saja menggunakan kain atau kemucing.