Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan meningkatkan pasokan listrik di Kepulauan Nias, Sumatra Utara menjadi 77 megawatt untuk mendongkrak sektor pariwisata.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungan kerja ke wilayah tersebut meminta kepada pemerintah daerah untuk fokus mengembangkan sektor pariwisata yang dinilai memiliki potensi besar.
Selain pariwisata, Presiden juga menilai sektor perikanan memiliki peluang untuk bertumbuh lebih pesat di wilayah kepulauan tersebut sehingga bisa memacu pertumbuhan perekonomian daerah.
Hanya saja, Presiden mendapati adanya persoalan, misalnya, berkaitan dengan pasokan listrik di Nias yang saat ini masih kekurangan sebanyak 23 megawatt (MW) karena kapasitas pembangkit saat ini hanya 27 MW. Padahal, kebutuhan listrik di wilayah itu mencapai 50 MW.
Untuk itu, pada Jumat (19/8/2016), Presiden meresmikan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) Idahoi berkapasitas 25 MW. Dengan demikian, pasokan listrik saat ini surplus 2 MW.
Hanya saja, seiring dengan asumsi pertumbuhan sektor pariwisata di Nias, maka kebutuhan listrik diperkirakan naik 25 MW. Untuk itu, Presiden meminta agar pasokan listrik di wilayah itu bisa ditambah.
"Kalau pariwisata di sini berkembang, masih kurang 25 megawatt," ujar Presiden seperti dikutip dari keterangan resmi Biro Pers Istana Kepresidenan, Jumat (19/8/2016).
Jokowi pun akhirnya menyanggupi untuk menambahkan sebesar 25 MW lagi pada akhir 2017.
Dengan demikian, jumlah pasokan listrik di Nias hingga akhir tahun depan akan mencapai 77 megawatt setelah adanya dua tambahan pembangkit masing-masing 25 MW pada tahun ini dan tahun depan.
Hanya saja, Presiden meminta pemerintah daerah setempat untuk juga berusaha mendatangkan investor yang mampu memajukan pariwisata daerah tersebut.
"Datangkan investor yang berkaitan dengan pariwisata, hotel-hotel, semua harus segera masuk. Tapi Pak Bupati dan gubernur memang rajin, waktu saya bicara ternyata sudah disiapkan," ungkapnya.