Bisnis.com, JAKARTA - Apa yang tampak pada pameran Histori Masa Depan di Gedung Galeri Foto Jurnalistik Antara, Jakarta Pusat, adalah pameran poster. Puluhan poster pameran fotografi yang digelar pihak GFJA secara mandiri maupun kolaborasi dengan lembaga lain terpampang dalam pameran ini.
Berlangsung hinga 22 Januari, Histori Masa Depan juga memperlihatkan poster-poster pameran fotografi sejak galeri ini dibuka pada 1992 hingga baru-baru ini.
Oleh sebab itu saat menyaksikan pameran ini sama seperti membaca buku laporan perjalanan GFJA di dunia fotografi Indonesia.
Meski hanya poster-poster, melalui sebuah aplikasi yang dapat diunduh di ponsel pintar, kita bisa melihat sebagian foto-foto yang telah dipamerkan dengan memindai kode yang tersedia pada tiap-tiap poster pameran. Selain itu tidak seluruh poster ditampilkan dalam ini pameran ini.
Tak salah bila pameran dibuat demikian, karena memang gelaran ini dimaksudkan untuk menyambut sepuluh windu kantor berita Antara. Direktur GFJA Oscar Motuloh mengatakan pada ulang tahun ke-79 pada Desember lalu, Antara meluncurkan logo 10 windu. Pameran ini, tuturnya akan menjadi jejak menuju 10 windu tersebut.
"Misi yang kami bawa dari dahulu hingga kini adalah merawat kemerdekaan untuk masa depan Indonesia. Sedangkan poster-poster bukan sekadar publikasi tetapi ada isi [foto-foto] di dalamnya," ujarnya.
Di pameran ini kita bisa melihat beragam poster pameran pada masa awal pendirian Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara pada 1992 seperti Pameran Kilas Balik. Pameran ini teramat penting bagi GFJA karena penanda kehadiran museum dan galeri tersebut di pembuka era 1990-an. Tradisi pameran ini pun terus dilanjutkan hingga kini.
Pada bagian lain, pencinta fotografi disuguhkan poster-poster pameran bernuansa sejarah. Dalam menggelar pameran-pameran tersebut, Antara menggandeng sejumlah pihak dalam dan luar negeri untuk menampilkan foto-foto sejarah yang selama ini belum terpublikasi.
Hal itu terwakili dari poster pameran Tahun-tahun Mukjizat karya Foto Zaman Kemerdekaan 1945-1950 (1996), Indepndiente (2007), dan IPPHOS reMASTERed Edition (2013). Pameran-pameran itu menampilkan foto-foto milik Indonesia Press Photo Service (IPPHOS) yang sejauh ini belum ditampilkan ke khalayak umum.
Selain foto, arsip-arsip juga tak luput dari sorotan GFJA. Hal itu terlihat dari beberapa poster pameran arsip yang ditampilkan seperti Merdeka Merdeka !!! (2009), Scrapbook 'Chairil Anwar', Cinta dan Pernyataan Revolusi (2010), dan 17 RI : Bingkisan Revolusi (2016). Rata-rata arsip-arsip maupun foto-foto kesejarahan yang dipamerkan seputar jelang kemerdekaan RI.
Kemudian, pencinta fotografi juga bisa melihat poster-poster pameran foto yang merekam peristiwa reformasi pada 1998 seperti 09.02.45, kemudian disusul Kilas Balik Reformasi (2008) hingga Refleksi Visual 15th Reformasi u/Kemerdekaan (2013). Pameran-pameran tersebut digelar untuk merespons peristiwa bersejarah itu.