Bisnis.com, JAKARTA--Pedangdut kondang Ayu Tingting dan Ikke Nurjanah memukul gendang kulit lembu sebagai tanda transaksi perdagangan kemarin ditutup.
Susunan acara penutupan perdagangan pasar modal kali ini berbeda dengan yang pernah dilakukan. Biasanya, pembukaan ataupun penutupan pasar dilakukan oleh korporasi, otoritas dan komunitas pasar modal.
Peserta yang hadir bebas joget ditempat. Jempol dinaikkan, kepala dan pinggul digoyangkan. Ada juga peserta yang berani, langsung maju untuk joget di atas panggung bersama dihadapan jajaran direksi Bursa Efek Indonesia.
Dalam lagu berjudul 'Alamat Palsu' Ayu Tingting berpesan agar penonton tidak salah mencari alamat investasi yang salah. Sarannya, dari pada bingung investasi mending nabung saham.
Ikke dan Ayu awalnya tak mengerti apa itu saham. Mereka hanya pernah mendengar. Ini adalah perdana kali dua pedangdut kondang ini menginjak kaki ke lantai pasar modal.
"Kesan yang kami dapat awalnya adalah bingung dan complicated. Kami kira, untuk investasi saham butuh duit banyak," ungkap Ayu dan Ikke, Selasa (28/2/2017).
Ikke mengaku bahwa dia telah membuka rekening saham. Aktivitas padat dari panggung ke panggung membuat Ayu dan Ikke tak mengerti apa yang harus dilakukan sebagai investor pemula di pasar.
Saat membuka akun rekening efek, mereka berdua dibantu oleh anggota bursa. Pelajaran sederhana yang diperoleh kedua pedangdut itu investasi pasar modal harus bersabar sebab investasi untuk jangka panjang.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio mengungkapkan pihaknya telah mengundang Slank dan Nidji. Kini Ayu Tingting dan Ikke Nurjanah dipilih karena masyarakat Indonesia sangat akrab dengan musik dangdut.
Ayu Tingting dipilih karena memiliki follower instagram terbanyak di Indonesia. Kini follower perempuan kelahiran Depok itu hampir mencapai 19 juta. Pengikut akun instagram Ayu lebih banyak dibanding akun Presiden RI Jokowi yang hanya 2,8 juta pengikut.
"Kami undang sebagai penghargaan apresiasi kepada penyanyi lokal yang punya banyak fans. Followers mereka sampai 19 juta dan itu bisa menambah literasi secara langsung," ucap Tito.