Bisnis.com, JAKARTA-- Sepanjang Maret hingga awal April 2017 Galeri Indonesia Kaya menampilkan beragam pertunjukan karya kreator muda yang terpilih melalui program Ruang Kreatif: Seni Pertunjukan Indonesia.
Dalam proses persiapannya, sepuluh kelompok seni terpilih didampingi tiga orang mentor yaitu, Yudi Ahmad Tajuddin, Eko Supriyanto dan Garin Nugroho.
Salah satunya, Sabtu (18/3/2017) sore, penikmat seni dihibur dengan pementasan Kawung Art Culture yang bertajuk PAT(h)TERN. Pementasan ini bercerita tentang kain batik dan jejaknya dalam menceritakan jalur perjalanan manusia.
Baca Juga Banjir, Jalan Bandung-Garut Macet Parah |
---|
Karya ini merupakan kolaborasi tari, video mapping, dan soundscape untuk mendefiniskan kembali wastra nusantara pada masa ini serta sebagai upaya untuk mengenal akar budaya supaya memiliki pijakan, lantas mampu melanjutkan rute perjalanan.
Batik tak sekadar kain yang memiliki motif atau pola tertentu, di balik motif tersebut ada kisah dan filosofi tentang kehidupan. Hal itulah yang membuat batik memiliki nilai lebih. Di samping itu, perlu disadari juga bahwa selain pola yang bermakna tersebut, prosesnya yang panjang juga semakin membuat batik bernilai.
“Proses pembuatan batik itulah yang menginspirasi kami dalam pementasan ini. Semoga hal ini juga dapat menginspirasi komunitas seni dan kreator muda lainnya dalam seni pertunjukan Indonesia,” ujar Sekar Sari dari Kawung Art Culture dalam siaran persnya.
Baca Juga Gempa 9,0 SR Hoax Belaka |
---|
PAT(h)TERN mengurai batik melalui spirit dan proses olah rasa. Batik bukan hanya kain yang memiliki motif atau pola tertentu. Di balik motif tersebut terdapat kisah, ajaran, dan harapan tentang kehidupan.
Kawung Art Culture melihat bahwa ada beragam ungkapan perasaan, misal kesedihan, kemarahan, dan perayaan kebahagiaan yang dituangkan dalam selembar kain batik.
Setiap tahapan dalam proses membuat batik memiliki tantangan atau proses perjalanan batin tersendiri; Ngelowong, Isen-isen, Nembok, Medel, Ngebyok, Mbironi, Nglorod.
Kolaborasi tari, video mapping, dan soundscape menghadirkan dinamika proses membatik dalam karya PAT(h)TERN. Video dan musik justru menjadi sarana untuk menghadirkan batik secara eksploratif dengan animasi warna, bentuk, dan permainan cahaya.
Unsur musik elektronik berakar dari alat musik tradisi gamelan hadir ditambah dengan suara dari lingkungan yang biasa didengar oleh pembatik. Sedangkan tubuh akan menjadi subyek fisik yang menyajikan kompleksitas perasaan.
Kawung Art Culture adalah wadah pengembangan seni budaya Indonesia yang kreatif-independen dengan beragam kegiatan berupa pelatihan, pengkajian dan proses penciptaan kreatif di bidang seni pertunjukan di lingkup lokal, regional maupun internasional.
Komunitas Kawung bertujuan membangun minat generasi muda untuk lebih mengenal, memahami, memiliki, dan menjaga nilai-nilai luhur seni budaya yang berkembang dinamis.