Bisnis.com, JAKARTA - Sejak berdiri dan ditetapkan sebagai lembaga budaya negara (pemerintah) pada 1998, kemudian diresmikan pada 8 Mei 1999, Galeri Nasional Indonesia telah berkembang pesat sebagai sebuah galeri seni (art museum) serta pusat kegiatan seni rupa di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam keterangan tertulis yang diterima, pada Rabu (10/5/2017), memasuki usia 19 tahun tepatnya pada 8 Mei 2017, cukup banyak pencapaian dari segudang aktivitas beragam yang telah dilaksanakan Galeri Nasional Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri.
Berikut beberapa pencapaian Galeri Nasional Indonesia:
Penghargaan dan keterlibatan di ajang internasional
Pada 2011, Galeri Nasional Indonesia pernah menerima penghargaan Visual Arts Award 2011 dari Majalah Visual Arts. Penghargaan ini diberikan atas dedikasi, kontribusi, dan prestasi Galeri Nasional Indonesia di medan seni rupa pada periode 2000–2010.
Kemudian pada 2013, Galeri Nasional Indonesia dipercaya dan berhasil menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan forum internasional yaitu Asian Art Museum Director Forum (AAMDF) 2013.
Forum internasional itu dihadiri 10 negara Asean dan 12 negara Asia di luar Asean, terdiri dari perwakilan negara-negara peserta AAMDF, perwakilan lembaga/museum seni rupa internasional, lembaga/museum/galeri seni rupa nasional (Indonesia), seniman, kurator, dan pengamat seni rupa dari berbagai negara.
Berlanjut pada 2015, Galeri Nasional Indonesia menerima penghargaan 2015 ICOM Australia Award atas suksesnya kerja sama dengan National Portrait Gallery Canberra, Australia, dalam menggelar pameran senirupa yang diinisiasi oleh Galeri Nasional Indonesia, yaitu Pameran Masters of Modern Indonesian Portraiture di Australia pada 20 September - 15 Oktober 2014.
Selain ICOM Australia Award, Galeri Nasional Indonesia juga telah beberapa kali berpartisipasi dalam perhelatan seni rupa internasional seperti Pameran Seni Rupa ROOTS. Indonesian Contemporary Art di Frankfurter Kunstverein, Jerman pada 2015.
Pameran tersebut diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian dari acara Indonesia sebagai guest of honour pada event Frankfurt Book Fair (FBF) 2015. Pada 2016, Galeri Nasional Indonesia juga menggelar pameran dalam rangka World Culture Forum 2016.
Tahun ini, Galeri Nasional Indonesia kembali berpartisipasi dalam perhelatan internasional dengan menggelar Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia di Brussels dan Antwerp, Belgia dalam rangka Indonesia sebagai Guest Country Europalia 2017.
Pameran besar
Sepanjang masa perjalanannya, Galeri Nasional Indonesia konsisten menggelar beberapa pameran besar berkala, bahkan bertaraf internasional. Seperti Pameran Southeast Asia Plus (SEA+) Triennale; Pameran Seni Rupa Kontemporer Indonesia Manifesto; The 4th Jakarta Contemporary Ceramics Biennale (JCCB); Trienal Seni Patung Indonesia; The Jakarta International Photo Summit (JIPS); Pameran Seni Rupa Nusantara; serta pameran kerja sama dengan lembaga/komunitas terkait seperti Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia “17|71: Goresan Juang Kemerdekaan”; Indonesia Art Award; OK. Video: Indonesia Media Arts Festival, Jakarta Biennale; dan sebagainya.
Peningkatan signifikan jumlah pengunjung
Jumlah pengunjung Galeri Nasional Indonesia terus meningkat tahun. Pada akhir 31 Desember 2016, jumlah total yang datang mengikuti program-program di Galeri Nasional Indonesia tercatat 257.309 pengunjung (tidak termasuk kegiatan yang diselenggarakan Galeri Nasional Indonesia di luar kota).
Jumlah tersebut terdiri dari 102.532 pengunjung Pameran Tetap Koleksi Galeri Nasional Indonesia, 154.477 pengunjung pameran temporer, serta 300 peserta program edukasi dan workshop.
Apabila dibandingkan dengan jumlah pengunjung per 31 Desember 2015 sebanyak 139.470 pengunjung, pada akhir 2016 pengunjung Galeri Nasional Indonesia naik sekitar 84,5%.
Revitalisasi pameran tetap koleksi Galeri Nasional Indonesia
Kembali dibuka pada 7 Oktober 2015, Pameran Tetap Koleksi Galeri Nasional Indonesia disajikan dengan penataan berdasarkan periodisasi perjalanan seni rupa Indonesia yang terbagi dalam dua bagian besar, yaitu Galeri 1 dan Galeri 2, yang secara keseluruhan terdiri dari 11 ruang dengan dilengkapi teks informasi (cetak dan multimedia).
Galeri 1 dibagi menjadi tujuh ruang yang menampilkan Koleksi Internasional; karya Raden Saleh Sjarif Bustaman (1807–1880); juga karya-karya era Mooi Indie dan Persagi (1920–1942); Era Pendudukan Jepang, Kemerdekaan Republik Indonesia, dan Lahirnya Era Sanggar (1942–1945); serta Era Akademi Seni Rupa (1947–sekarang). Sedangkan Galeri 2 terbagi menjadi empat ruang yang menampilkan karya pada periode Gerakan Seni Rupa Baru, dan Seni Rupa Kontemporer Indonesia.
Pameran Tetap terus dibenahi dari segala segi. Mulai dari perbaikan infrastruktur, display karya, update informasi karya, perbaikan visual menggunakan perangkat multimedia, hingga penambahan karya koleksi baru yaitu karya Siti Adiyati dan Oscar Motuloh.
Perbaikan ini dilakukan untuk mendukung penyajian karya-karya rupa koleksi Galeri Nasional Indonesia yang merupakan koleksi negara, agar dapat dinikmati publik luas secara optimal.
Perawatan dan akuisisi karya
Dalam melindungi dan mempertahankan kondisi karya koleksi, Galeri Nasional Indonesia terus melakukan tindakan perawatan koleksi (konservasi/restorasi).
Pada 2016 dilakukan konservasi preventif pada 795 karya dan restorasi enam karya yang sempat rusak signifikan. Selain merawat, Galeri Nasional Indonesia juga mengadakan akuisisi karya untuk melengkapi koleksi yang merepresentasikan perjalanan seni rupa kontemporer Indonesia. Pada 2016, ada lima karya yang diakuisisi, diantaranya Bermain Dakon karya Siti Adiyati, Potret Diri (1988) karya Soenarto PR, Merapi (2013) karya Chandra Johan, serta Atlantis Van Java dan Soulscape Road karya Oscar Motuloh. Sepanjang 19 tahun telah terkumpul koleksi kurang lebih sekitar 93 karya koleksi baru.
Fasilitasi seniman/perupa
Galeri Nasional Indonesia sebagai lembaga budaya pemerintah, juga berperan dalam memfasilitasi seniman/perupa Indonesia untuk terlibat dalam perhelatan seni rupa baik yang berskala nasional maupun internasional.
Pada 2016, sebanyak 891 seniman/perupa telah difasilitasi, 874 di antaranya difasilitasi untuk berpameran di Galeri Nasional Indonesia, sedangkan 17 lainnya difasilitasi dalam forum internasional.
Karya yang dipamerkan
Kegiatan pameran Galeri Nasional Indonesia hampir tidak pernah putus. Dalam 3 tahun terakhir (2014-2016), rata-rata pameran yang diselenggarakan baik di dalam negeri maupun di luar negeri 25 pameran per tahun. Ini pencapaian yang merepresentasikan kerja keras dan kekompakan tim Galeri Nasional Indonesia.
Pembangunan gedung baru
Untuk memenuhi kebutuhan ruang pamer dan fasilitasi lainnya yang representatif, telah dipersiapkan perencanaan pembangunan gedung baru Galeri Nasional Indonesia sejak 2012.
Grand design pembangunan gedung tersebut dilakukan melalui tahap sayembara pada 2013. Kajian dan dokumentasi bangunan cagar budaya bekerja sama dengan Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) telah dilaksanakan pada 2015.
Grand design telah siap, namun perencanaan pembangunan gedung baru sedang dalam tahap pelengkapan dokumen legalitas kepemilikan lahan, pengajuan penghapusan bangunan existing noncagar budaya, penyelesaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), dan pengurusan perizinan pembangunan di Pemprov DKI Jakarta. Pembangunan fisiknya diharapkan terealisasi pada 2019.