Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah seniman Indonesia ikut serta dalam pameran Sunshower : Contemporary Art from Southeast Asia 1980's to Now, The National Art Centre & Mori Art Museum di Tokyo, Jepang hingga 23 Oktober mendatang. Salah satu seniman Indonesia, Aditya Novali menghadirkan karya bertajuk Ngaco: Solution for Nation.
Dikutip dari akun @rohprojects, Selasa (4/7/2017), Ngaco merupakan kombinasi dari desain, instalasi, dan objek performatif yang berhubungan dengan gagasan mendasar tentang dinding. Instalasi ini seperti toko bahan bangunan dengan merek Ngaco.
Bila diamati lebih dekat, produk-produk tersebut memperlihatkan ketidakonsistenan seperti kaset yang tidak dikalibrasi, helm pengaman yang retak, dan batu bata menyusut karena kenaikan harga. "Bukan jenis kenyamanan yang biasanya dicari saat membangun dinding,” demikian keterangan tertulis Roh Projects.
Ngaco adalah ekspresi bahasa Indonesia yang ringan untuk menunjukkan bahwa seseorang atau situasi salah, konyol, acak atau kacau. Tapi di balik itu merupakan satire karena kurangnya standar industri merupakan perayaan ketahanan dan kecerdikan bangsa dalam melakukan sesuatu.
Aditya Novali lahir di Surakarta, 1978. Usai menyelesaikan studinya di Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan, Aditya melanjutkan pendidikan ke ke Design Academy Eindhoven, Belanda, dengan mendapatkan gelar Master untuk Conceptual Design.
Di dunia seni, Aditya telah mengikuti beberapa pameran bersama sejak Monumen Pers di Solo, Jawa Tengah 91984, CP Open Biennale 2003, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Jakarta Biennale: Maximum City, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2011), hingga pameran Re.claim, Galeri Nasional Indonesia, Jakarta (2012).
