The Man Booker Prize 2017/The Man Booker Prize 2017
Fashion

Menerka Pemenang The Man Booker Prize 2017

Rezza Aji Pratama
Sabtu, 29 Juli 2017 - 14:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 13 novelis terpilih sebagai longlist penghargaan The Man Booker Prize 2017. Siapa yang akan menjadi pemenangnya?

Butuh waktu 20 tahun bagi pengarang asal India, Arundhati Roy, untuk kembali masuk dalam nominasi penghargaan bergengsi The Man Booker Prize. Novel perdananya ‘The God of Small Things’berhasil memenangkan penghargaan tersebut pada 1997. Tahun ini, wanita kelahiran 24 November 1961 tersebut masuk dalam daftar longlist The Man Booker Prize 2017 lewat novel anyarnya ‘The Ministry of Utmost Happiness’.

Novel yang baru resmi diterbitkan pada 6 Juni 2017 ini merupakan karya fiksi kedua Arundhati. ‘The Ministry of Utmost Happiness’berpusat pada tokoh Anjum, seorang transgender yang dikenal dengan istilah hijra. Di India, hijra diakui sebagai jenis gender ketiga yang tidak termasuk jenis laki-laki atau perempuan. Pilihan tema Arundhati ini berhasil membuat novel tersebut mendapat sambutan hangat dari para pembaca. Goodreads pun memberikan rating 3,63 dari skala 5 untuk novel tersebut.

Ketua Dewan Juri The Man Booker Prize 2017 Baroness Lola Young mengatakan 13 longlist tahun ini dipilih dari 144 karya yang dipublikasikan di Inggris pada periode 1 Oktober 2016-30 September 2017. Para novelis yang masuk daftar longlist akan kembali diseleksi menjadi shortlist sebelum dipilih menjadi satu orang pemenang. Sang jawara akan mendapatkan hadiah sebanyak 50.000 poundsterling.

“Daftar nominasi ini menunjukkan spektrum yang luas, tidak hanya dari sisi karakter, gaya penulisan hingga latar belajang kultur, usia, dan gender,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (28/7).

Tidak hanya kembalinya Arundhati yang membuat The Man Booker Prize 2017 menarik dicermati. Kemunculan empat orang pengarang asal Amerika Serikat juga menarik perhatian. Sebelumnya, The Man Booker Prize memang hanya diperuntukkan bagi karya milik penulis asal Inggris dan Negara Persemakmuran. Namun, sejak 2013 kategorinya mulai diperluas.

“The Man Booker Prize kini terbuka untuk penulis-penulis dari AS juga. Jadi ini merupakan perlombaan sastra terbesar di dunia,”  ungkap Richard Oh, penggiat sastra sekaligus penggagas penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa, kepada Bisnis, Sabtu (28/8).

Empat pengarang AS yang masuk longlist tahun ini adalah Paul Auster melalui karyanya 4321, Emily Fridlund (History of Wolves), George Saunders (Lincoln in teh Bardo), dan Colson Whitehead (The Underground Railroad).

Richard sendiri mengaku menjagokan Arundhati. Namun, nama-nama seperti Zadie Smith dan Paul Auster bisa menjadi penantang serius karena sering menjadi pilihan banyak penulis.

Tahun lalu, Paul Beatty mencatatkan sejarah sebagai penulis Amerika Serikat pertama yang memenangkan The Man Booker Prize melalui novel ‘The Sellout’. Penghargaan ini turut meningkatkan penjualan bukunya di seluruh dunia. Satu minggu setelah mendapatkan penghargaan tersebut, penjualan The Sellout melonjak 685%. Hingga kini sebanyak 360.000 eksemplar novel tersebut telah terjual. The Sellout juga siap diterjemahkan ke 26 bahasa, di mana 19 diantaranya didapatkan setelah memenangkan penghargaan.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro