Bisnis.com, JAKARTA - Sengatan matahari yang terik menjadi salah satu faktor utama yang harus dihadapi para jemaah haji Indonesia di Mekah.
Musim haji tahun 2017, diperkirakan suhu udara Arab Saudi antara 45-50 derajat celcius. Tanda tanda terkena haet stroke antara lain: suhu tubuh tinggi, kejang kejang, denyut jantung cepat, pusing yang berlebihan dan frekuensi napas yang sangat cepat.
Apalagi 67 % jemaah haji Indonesia sudah lanjut usia dan berisiko tinggi, sehingga lebih rentan terkena dehidrasi, kekurangan cairan yang berat.
Untuk menghindari terjadinya sengatan panas (heat stroke), Kementerian Kesehatan telah membentuk Tim Promotif dan Preventif (TPP). Salah satu tugas tim ini memberi penyuluhan kesehatan kepada jemaah haji di Arab Saudi.
Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji, Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Eka Yusuf Singka, MSc, kondisi heat stroke terjadi pada saat terpapar matahari dalam waktu yang lama, terutama waktu menunaikan ibadah Armina ( Arofah dan Mina).
Menurut Kapuskes Haji, untuk mencegah terjadi heat stroke, jemaah haji dihimbau melakukan pencegahan sebagai berikut seperti dikutip dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI:
1. Minum air setiap 2-3 jam, jangan menunggu haus.
2. Semprotkan air ke wajah dan bagian tubuh lainya yang terkena sinar matahari.
3. Gunakan pakaian yang longgar dan mudah dan mudah menyerab keringat.
4. Bagi yang berusia lanjut dan atau memiliki penyakit sebaiknya bepergian dengan pendamping dan sering kontrol kesehatan dengan dokter kloter.
5. Gunakan alas kaki, pakai payung dan penutup kepala jika bepergian.