Bisnis.com, JAKARTA--Saat ini layananan film dan video berlangganan (video on demand/VoD) mulai banyak berkembang di Indonesia.
Dengan layanan ini, konsumen dibudayakan untuk membayar apa yang mereka tonton dan tidak mengunduh gratis secara ilegal.
Layanan VoD juga menayangkan berbagai film produksi eksklusif dari sineas-sineas ternama untuk memanjakan para pelanggannya. Cara ini diharapkan mampu menekan angka pembajakan film dan meningkatkan gairah berkarya dari para sineas.
Salah atu sineas yang karyanya pernah ditayangkan secara eksklusif di VoD adalah Joko Anwar melalui filmnya yang bertitel Modus Anomali.
Bagi Joko, layanan VoD merupakan bagian dari perkembangan teknologi. Oleh karena itu dia kurang sepakat jika jasa VoD seperti NetFlix dibatasi oleh pemerintah dengan alasan belum lulus uji sensor.
Berikut penuturan Joko:
Baca Juga Inilah Ciri Berita Palsu alias Hoax |
---|
Bagaimana penilaian Anda soal layanan video on demand? Apakah ini bisa menjadi jalur distribusi film yang potensial untuk pasar Indonesia?
Di Indonesia sekarang sudah banyak konten agregator VoD. Kalau tidak salah ada sekitar 12. Saya sendiri juga berlangganan. Saya langganan Amazon Prime Video dan macam-macam lainnya.
Menurut saya, [tren] ini adalah sebuah perkembangan teknologi yang bisa menjadi peluang bagi para pembuat konten [sineas]. Sebab, mereka jadi punya lebih banyak kesempatan untuk memonetisasi konten mereka dalam format apapun, bisa film seri, film panjang, maupun film pendek.
Baca Juga Ini Tips Start Up Bangun Jejaring Media |
---|
Apa manfaat bagi sineas yang mendistribusikan filmnya lewat VoD? Apakah lebih menguntungkan?
Bagi para sineas, adanya VoD ini merupakan platform tambahan untuk distribusi video. Karena ada tambahan platform, pastinya peluang yang terbuka jadi lebih banyak dan jalur distribusi tidak lagi hanya tergantung pada bioskop atau home video.
Kalau ditanya lebih menguntungkan atau tidak; saat ini bioskop memang masih menjadi tumpuan utama distribusi film karena tiketnya lebih mahal dan sifatnya lebih tradisional. Namun, saya yakin ke depannya konsumen VoD akan semakin banyak.
Sebab, karakter konsumen saat ini mereka menginginkan tontonan yang bisa langsung tersedia saat itu juga saat mereka membutuhkan. Tidak perlu lagi pergi ke rental video atau toko DVD.
Dengan adanya VoD ini, semua menjadi lebih gampang. Mau tidak mau, kita harus mengakui bahwa VoD ini merupakan platform distribusi untuk masa depan.
Jadi, apakah ada kemungkinan kelak VoD bakal menggantikan peran bioskop?
Tidak. Ada satu hal yang tidak bisa didapatkan konsumen dengan VoD, yaitu pengalaman menonton secara komunal.
Pangsa pasarnya sendiri bagaimana di Indonesia?
Semakin lama semakin banyak. Dari observasi saya, semakin banyak konsumen Indonesia yang bergeser dari yang tadinya mengunduh gratisan secara ilegal menjadi berlangganan VoD karena kualitas videonya yang lebih baik.
Selain itu, mereka juga merasa lebih aman karena menonton secara legal. Apalagi, saat ini banyak provider yang menyediakan layanan VoD secara gratis melalui sistem bundle atau paketan.
Apakah ini bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah pembajakan video?
Tentu saja, karena pembajakan itu terjadi akibat tidak tersedianya konten secara legal. Kebutuhan nonton video itu memang sekunder, tetapi sangat penting dalam kehidupan manusia.
Kalau tidak tersedia platform yang legal, orang akan mencari cara untuk mengunduh secara ilegal. Dengan adanya platform digital yang legal seperti VoD ini, konsumen justru lebih diuntungkan. Lama-kelamaan menonton dengan VoD bisa menjadi sebuah gaya hidup.
Apakah tantangan distribusi film di Indonesia saat ini?
Kalau di kota-kota besar, fasilitas pita lebar [broadband] sudah tersedia, hanya tinggal masalah stabil atau tidaknya koneksi saja. Namun, secara umum sudah baik.
Tantangan untuk VoD secara umum adalah bagaimana mereka bisa menyajikan konten yang berbeda satu sama lain. Bagaimana orang mau memilih servis kalau yang ditayangkan oleh konten agregator semuanya sama saja?
Itulah mengapa saat ini beberapa konten agregator VoD sudah mulai menjual konten original. Jadi mereka membuat video atau film sendiri yang eksklusif untuk channel mereka, sehingga mereka bisa menyajikan tontonan yang berbeda bagi pelanggannya.