Bisnis.com, JAKARTA - Album “Oxygen” adalah karya istimewa bagi Maudy Ayunda, dalam album ini dia tidak hanya berperan jadi penyanyi, tapi untuk pertama kalinya menjadi seorang produser musik.
“Oxygen” adalah album ketiga dari Maudy, selang tiga tahun dari album keduanya berjudul “Moments” (2015) dan “Panggil Aku..” (2011).
Aktris 23 tahun itu kini mengambil alih kemudi, dia menulis beberapa lagu hingga memilih sendiri musisi-musisi yang ingin diajak bekerjasama. Mereka adalah Rendy Pandugo, Simhala Avadana, Ifa Fachir, Teddy Adhitya dan Tatsuro Miller.
“Aku mulai di dunia musik umur 14 tahun, dulu masih benar-benar mendengarkan apa kata industri, label, orang-orang sekitar. Masih mengikuti arus,” kata Maudy dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.
Seiring bertambahnya usia, Maudy makin mengenal dirinya sendiri, juga seperti apa karya yang ingin dia buat. Sebuah karya yang benar-benar sesuai dengan isi hati, selera dan jati dirinya. Bolak-balik studio, mengganti aransemen, mengulang rekaman, semua dijalaninya sampai menemukan hasil yang sreg.
“Oxygen” menunjukkan kedewasaan Maudy Ayunda yang ditunjukkan dari sisi musik.
“Penulisan album ini proses menemukan jati diri,” ujar lulusan Universitas Oxford di Inggris itu
Kegundahan dewasa muda usia awal 20-an yang mempertanyakan arti hidup dan cinta tergambar dari album tersebut.
“Oxygen” berisi lagu-lagu berbahasa Indonesia dan Inggris, meliputi “Kini dan Selamanya”, “Aku Sedang Mencintaimu”, “Oxygen”, “Home To You”, “Kutunggu Kabarmu”, “Masih”, “We Don’t”, “Alasan Untuk Bahagia”, “Be Right Back” dan “Satu Bintang di Langit Kelam” yang merupakan remake dari trio Rida Sita Dewi.
Album terbaru Maudy Ayunda dipasarkan dalam tiga bentuk, fisik berupa CD, digital di layanan streaming dan USB 16 GB berisi lagu, lirik, video klip dan foto eksklusif.
Musik