Bisnis.com, JAKARTA--“Mari bang dicoba, ini durian non kolesterol,” ujar Suryana, pedagang yang mengisi salah satu stan Pasar Durian di La Piazza, kawasan Mal Kelapa Gading, sore itu.
Seorang pengunjung yang mendengarnya tampak seperti berpikir dan mungkin karena merasa penasaran, dia pun singgah di stan durian tersebut.
Di meja dagangan tertulis “Lay Mas”, Suryana mengatakan bahwa itu merupakan nama dari durian yang dimaksud.
Warna dagingnya kuning, cukup kontras dibandingkan dengan jenis durian lain yang berderet di lokasi tersebut yang berwarna agak kekuningan dan putih.
Baca Juga AS Perketat Impor Baja dan Alumunium |
---|
Namun saat ditanya atas dasar apa dia mengatakan durian yang tidak berbau itu tergolong buah yang non-kolesterol, Suryana hanya tersenyum dan menggeleng.
Dia mengaku perkataannya tersebut hanya untuk mendapatkan perhatian pengunjung karena biasanya durian menjadi salah satu buah yang dikhawatirkan oleh mereka yang menderita hipertensi.
Sebenarnya Suryana tidak terlalu keliru. Laman resmi Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika melansir, durian merupakan salah satu genus tanaman buah asli Indonesia dan Kalimantan.
Diantara 28 spesies yang ada di dunia, 19 spesies berasal dari Kalimantan dan Sumatera dan tujuh spesies diketahui menghasilkan buah yang bisa dimakan. Lai (Durio kutejensis Becc.) merupakan salah satu dari enam durian edible tersebut.
Lai atau Lay merupakan nama khas yang diberikan oleh penduduk asli Kalimantan Timur. Di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Lai dikenal dengan nama Pampaken atau Pampakin , di Serawak dikenal sebagai durian Nyekak, sedangkan di Brunei dikenal dengan nama durian Pulu.
Menurut Antarlina dan Krismawati (2009), Pampaken mengandung vitamin A yang jauh lebih tinggi dari durian biasa. Kandungan vitamin A sejalan dengan warna buah yang kuning-orange sampai orange yang merupakan indikator banyaknya karoten sebagai provitamin A.
Kandungan kalori, kadar gula dan lemak Pampaken juga lebih rendah. Lemak merupakan penyumbang terbesar kolesterol yang menjadi risiko bagi penderita hipertensi.
Namun, meskipun memiliki kandungan gizi yang lebih baik, tetapi Pampaken belum sepopuler durian lain dan sebagian masyarakat belum menggemarinya. Padahal, sejak enam tahun lalu, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika sudah mendorong pengembangan dan promosi komoditas ini karena memiliki potensi pasar domestik dan ekspor yang cukup tinggi.
Musim panen Pampaken biasanya pada Januari sampai Maret dengan masa puncak pada Februari. Durian jenis ini umumnya mempunyai perbandingan daging dengan buah, 20%:40% dan bertekstur agak kering. Buah yang baru gugur biasanya belum terlalu masak, mutunya baru meningkat beberapa hari setelah gugur. Pampaken memiliki aroma yang lembut dan kadang-kadang beraroma wangi mawar.
Kelebihan lain dari Pampeken adalah pada daya simpan yang lebih lama. Durian jenis lain relatif mudah pecah karena memiliki umur simpan yang pendek (Wibawa 2009), tetapi Pempaken tidak demikian. Dengan tingkat kemasakan yang maksimal, Pempaken bisa bertahan sampai tujuh hari.
“Makan durian seperti enggak makan durian. Walaupun dimakan banyak tetapi tidak bikin pusing. Karena buahnya langka, harganya lebih mahal dari durian biasa,” kata Suryana.
Dia mengaku baru beberapa bulan belakangan menjual Lay. Meskipun setiap musim dirinya menerima pasokan, tetapi tidak dalam jumlah banyak. Meskipun tidak sebesar dan semanis durian lain- paling berat hanya 2 kg- tetapi menurut dia masyarakat sudah mulai meminatinya. Sehingga dia dan rekan-rekannya memutuskan untuk terus melanjutkan penjualan Pampaken.
Center Director Summarecon Mal Kelapa Gading Tommy L mengatakan, durian Lay Mas menjadi salah satu jenis durian yang ditawarkan dalam Pasar Durian di mal kelolannya. Tidak seperti kegiatan-kegiatan serupa yang hanya mengetengahkan beberapa jenis durian, Pasar Durian La Piazza menawarkan belasan jenis durian yang bahkan lebih banyak dari kelompok pedagang yang terlibat.
Dalam penyelenggaraan kegiatan yang dihelat melalui kerjasama dengan Paguyuban Durian Bogor Semarang Nusantara tersebut ada sekitar 13 komunitas pedagang dan pemasok durian. Sedangkan jenis-jenis durian yang ditawarkan a.l. Durian Bawor, Durian Sukasari Super, Durian Raja, Durian Petruk, Durian Kendil Mas, Durian Timbul, Durian Ketan, Durian Medan, Durian Sipandan dan lainnya.
"Kalau dijumlah, semuanya ada 18 varian," ujar Tommy. Dan dari pengamatan, Pampaken hanya dijual oleh Suryana dkk.
Pasar Durian itu sendiri merupakan event yang pertama kalinya digelar PT Summarecon Agung, pemilik dan pengelola Mal Kelapa Gading (MKG). Dalam kegiatan yang digelar pada 12-18 Februari 2018 tersebut para pedagang menawarkan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan harga pasaran.
Menurut Tommy, pihaknya memang mendorong para pedagang untuk memberikan harga khusus selama kegiatan berlangsung. Beberapa jenis durian dijual lebih murah 10%--20% dari harga pasaran. Adapun jenis yang paling laris selama kegiatan berlangsung adalah Durian Petruk dan Durian Bawor. Hal hal itu karena keduanya merupakan jenis yang lebih murah dari yang lain meski berukuran besar.
Setelah kegiatan selesai, pihaknya akan melakukan evaluasi dan bila transaksi dinilai berjalan baik serta memberikan manfaat bagi pengunjung, maka event yang sama akan digelar lagi. Dan tentunya, Pampaken akan kembali dibawa ke tengah pasar.