Bisnis.com, JAKARTA - Waktu kritis untuk penanganan penyakit stroke sangat singkat sehingga perlu tindakan cepat guna mencegah tingkat kematian akibat penyakit yang termasuk pembunuh tertinggi di dunia ini.
Dr. Mursyid Bustami, Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional mengatakan semakin cepat penderita stroke ditangani dan dengan penanganan yang tepat serta ditunjang fasilitas dan SDM yang memadai, angka kematian dan pengeluaran biaya kesehatan akan menurun.
"Kalau pergi ke luar negeri sudah terlambat, waktu untuk penanganan stroke yang baik itu sangat singkat," ujarnya baru-baru ini.
Menurut dia, bila terkena stroke, pasien hanya memiliki waktu yang sangat singkat. Obat-obat yang ada hanya bisa bekerja secara efektif terhadap pasien sebelum 4,5 jam sejak awal terserang stroke.
Oleh karena itu, tidak ada tempat yang paling baik bagi mereka yang terserang stroke kecuali datang ke rumah sakit. "Kapan pun waktunya, tidak boleh ditunggu-tunggu."
Dia memastikan, semakin lama pasien baru ditangani, maka semakin banyak juga bagian otak yang rusak karena tidak mendapatkan nutrisi, oksigen dan sebagainya.
Dengan persoalan ini, berbagai lapisan masyarakat tidak boleh berdiam diri. Penanganan stroke harus dilakukan dari aspek yang paling hulu, yakni pencegahan, berupa pengendalian faktor-faktor risiko.
Seperti upaya menurunkan tekanan darah, karena faktor risiko yang pertama adalah hipertensi. Kemudian mengendalikan gula daerah atau diabetes, yang juga menjadi salah satu faktor risikonya, lalu kolesterol yang tinggi dan masih banyak lagi yang lain.
"Namun yang utama, jangan sampai kena stroke. Mudah-mudahan 5-10 tahun ke depan angka prevalensi itu bisa turun lagi dan kalaupun terkena stroke, masyarakat sudah aware, sudah tahu bahwa penyakit tidak main-main, bisa cacat seumut hidup, sehingga cepat datang ke rumah sakit. Ini yang penting."
Selain soal dampak terhadap tubuh, pentingnya masyarakat mewaspadai stroke juga karena penanganannya yang membutuhkan biaya tinggi.
Baca Juga Tenaga Ahli Konstruksi Kurang |
---|