Bisnis.com, JAKARTA - Kurang dukungan penuh dari pemerintah terutama dari segi pembiayaan menjadi faktor utama kegagalan pengembangan kota baru di sejumlah negara.
Richard Peiser, ahli urban planning and design dari Harvard University, mengungkapkan bahwa salah satu kota baru di Korea Selatan menjadi contoh terbaik pengembangan kota baru. Sebaliknya, kota baru di selatan Inggris menjadi contoh terburuk.
Dia menjelaskan bahwa terjadi cukup banyak kegagalan terhadap pengembangan kota baru di dunia, dari sudut pandang ekonomi. Tidak hanya di sejumlah negara Barat, banyak kota baru di Asia yang gagal alias hanya menghabiskan uang.
Menurutnya, berdasarkan kegagalan pada masa lalu, kini banyak pengembangan kota baru yang ingin berhasil, terutama dari sudut pandang ekonomi pada masa depan.
"Pemerintah harus mendukung penuh, terutama soal pembiayaan dan harga tanah. Selain itu, mutlak ada desain yang bagus, termasuk untuk sarana transportasi," tegasnya.
Dia mengatakan itu pada diskusi bertema The Economics of New Towns: Why They So Often Fail? Yang diselenggarakan oleh Universitas Tarumanagara, Harvard Club of Indonesia, dan Harvard Design School, Kamis (15/3).
Di samping itu, menurut Peiser, dari sudut pandang development management perspective harus ada dana besar untuk mendukung kepentingan dan fasilitas bagi orang kaya. "Dengan demikian, hasilnya bisa dilihat dalam waktu 7 tahun," ujarnya.
Peiser menegaskan bahwa salah satu kota baru tersukses di Korea Selatan karena menyediakan 40% untuk ruang publik. Sebaliknya, kota baru di selatan London yang tergolong gagal kendati lokasinya bagus hanya diperuntukkan bagi relokasi dengan pembangunan social house.
Rektor Untar Agustinus Purna Irawan mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan kontribusi Untar dalam memberikan solusi secara akademis terhadap permasalahan yang dihadapi, baik masyarakat maupun pemerintah sehubungan dengan maraknya kota baru.
"Kegiatan ini merupakan upaya Untar untuk lebih berkiprah di tingkat internasional. Salah satunya menjalin hubungan dengan berbagai perguruan tinggi terkemuka dunia seperti Harvard University," katanya.
Untar melakukan kegiatan kerja sama dengan berbagai universitas dunia di antaranya pertukaran mahasiswa, penyelenggaraan konferensi internasional, penelitian bersama, serta beasiswa.
Perguruan tinggi dan lembaga internasional yang pernah bekerja sama, seperti University Missouri, University of California (UCLA), Khun San University Taiwan, Xiamen University, Huaqiao University, Universiti Malaya, Universiti Sains Malaysia, dan Baermed Swiss.