Bisnis.com, JAKARTA -- Aksi pengeboman di sejumlah tempat di Surabaya menuai cerita lain, termasuk dari pihak-pihak yang peduli dan tulus ingin membantu para korban.
Salah satunya adalah Coki Tobing, yang juga CEO Delivering Dreams dan pendiri DARE Foundation. Melalui akun Twitter-nya, @ctkbng, dia menawarkan bantuan prostesis secara gratis bagi korban bom Surabaya.
"Jika korban pengeboman Surabaya butuh prosthesis akibat bom, saya akan berikan gratis," tulisnya di Twitter pada Minggu (13/5/2018).
Prostesis adalah alat kesehatan yang didesain untuk menggantikan bagian tubuh tertentu yang mengalami cidera berat karena kecelakaan ataupun penyakit serius yang mengakibatkan tubuh si pasien harus diamputasi.
Dikutip dari laman resminya, Delivering Dreams dan DARE memproduksi prostesis serta ortosis bagi para difabel dan orang-orang yang membutuhkan sejak 2012. Perusahaan ini telah bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit di Jakarta, Tangerang, Bogor, dan Bekasi.
"Iya, saya memang menawarkan prostesis gratis," ungkap Coki saat dihubungi Bisnis, Senin (14/5).
Penawaran bantuan alat kesehatan yang harganya tidak murah ini, datang dari inisiatifnya sendiri saat melihat pemberitaan media mengenai korban teror bom di Surabaya dan Sidoarjo.
"Tujuan saya sih memang bisa memberikan apa yang bisa saya kasih. Kebetulan yang bisa saya kasih kan kaki palsu ya. Sebetulnya ini sudah sering saya lakukan, cuma tidak viral sebelumnya dan memang tidak saya publikasikan," tambahnya.
Setelah mengunggah tawaran tersebut, Coki mengungkapkan keluarga salah satu korban bernama Nathanael telah menghubunginya. Dia pun telah menyiapkan prostesis untuk bocah berusia 8 tahun itu.
Namun, takdir berkata lain karena Nathanael akhirnya meninggal dunia akibat luka-lukanya pada Minggu (13/5) pukul 20.15 WIB.
Dia mengaku belum ada lagi keluarga korban yang menghubunginya. Tetapi, Coki akan menunggu jika memang ada korban lainnya yang membutuhkan.
"Baru Nathanael. Saya siap membantu, bukan hanya [korban] di Surabaya, yang di Sidoarjo, saya siap bantu," tegasnya.
Coki juga turut menyampaikan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya bagi keluarga korban yang ditinggalkan ataupun para korban yang selamat dan masih mengalami trauma.
"Semoga mereka diberi kekuatan dan keikhlasan," tuturnya.
Seperti diketahui, pengeboman di Surabaya pada Minggu (13/5) terjadi berturut-turut di tiga gereja yakni GKI Diponegoro, Gereja Santa Maria Tak Bercela, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Arjuno. Akibat 3 bom itu, sebanyak 13 orang meninggal, termasuk pelaku dan jemaah gereja, serta puluhan orang lain terluka.
Tiga ledakan bom Surabaya tersebut diketahui dilakukan satu keluarga yang diduga merupakan jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD). Mereka diketahui menggunakan jenis bom yang berbeda dalam aksinya.
Bom lain meledak di areal parkir Polrestabes Surabaya pada Senin (14/5), yang juga dilakukan oleh satu keluarga.