Bisnis.com, JAKARTA - Bentuk tubuh Kim Kardashian selalu menjadi sorotan sejak menjadi figur publik. Ada yang terinspirasi dengan bentuk tubuhnya dan ada juga mengkritik bentuk tubuh ibu tiga anak ini. Meski begitu, Kim Kardashian termasuk wanita yang percaya diri dengan bentuk tubuhnya.
Belum lama ini, dia menampilkan foto promosi permen lollipop penekan nafsu makan dari Flat Tummy Co, kepada 111 juta pengikut Instagram-nya. “Kalian semua, Flat Tummy Co punya produk baru, lollipop penekan nafus makan ini fantastis," tulis Kim Kardashian dalam keterangan foto dirinya sedang makan permen tersebut. Sebagian netizen menyesalkan unggahan Kim Kardashian, karena sebagai influencer Kim dianggap memberikan pesan yang buruk.
Mengutip laman Vogue, produk penurun berat badan seperti makanan pengganti shake, atau penekan nafsu makan dalam bentuk permen ini termasuk kategori diet kontroversial. Lollipop penekan nafsun makan ditawarkan dengan rasa anggur, semangka, apel, dan berry. Di dalamnya mengandung Satiereal, ekstrak dari tumbuhan alami yang konon dapat mengendalikan keinginan untuk makan, asupan makanan, dan berat badan.
Walaupun bahan ini secara teknis aman, banyak ahli nutrisi setuju bahwa penekan nafsu makan adalah strategi diet jangka pendek, yang pada akhirnya tidak efektif yang dapat mempromosikan kebiasaan makan yang berbahaya. Bahkan dapat memperburuk gangguan makan yang sudah ada, seperti anoreksia.
"Kim adalah influencer yang luar biasa, dan banyak wanita muda suka mengikutinya," kata ahli gizi yang berbasis di Manhattan, Amerika Serikat, Maria Marlowe. Menurutnya, Kim Kardashian telah mengirim pesan yang salah dengan mempromosikan lollipop diet ini. “Bahwa lapar itu buruk, bahwa tubuh kita perlu dikontrol, dan bahwa rute menuju tubuh ideal datang dalam bentuk permen," lanjut Maria Marlowe.
Tidak hanya itu, mengandalkan penekan nafsu makan ini merusak fokus pada diet yang sehat. Diet yang mengandalkan serat dan makanan yang kaya nutrisi, serta olahraga. Sebagai alternatif untuk memproduksi produk penurun berat badan, para ahli menyarankan untuk fokus pada pembentukan pola makan sehat jangka panjang dan kerja sama dengan ahli gizi.