Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama ibu Negara Iriana Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Gubernur NTT Frans Lebu Raya (kiri) dan Bupati Sumba Barat Daya Markus D Tallo (kedua kanan) berjalan menuju ke lokasi digelarnya Festival Tenun Ikat saat mengunjungi Pulau Sumba di Kota Waetabula Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, Rabu (12/7)./ANTARA-Kornelis Kaha
Fashion

Angkat Tenun Ikat, Kolaborasi Bank BCA Dengan Didiet Maulana

Asteria Desi Kartika Sari
Senin, 9 Juli 2018 - 20:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA  -- Guna memberikan nilai lebih terhadap hasil karya yang menjadi identitas bangsa, dalam hal ini, kain tenun ikat. Korporasi bidang keuangan Bank Cantral Asia menunjukan komitmennya untuk melestarikan kain tenun melalui kolaborasi dengan Tenun Ikat Indonesia.

Bekerja sama dengan desainer Indonesia Didiet Maulana, BCA meluncurkan desain baru untuk seragam korporasi. Presiden Direktur Bank Central Asia Jahja Setiaatmadja menuturkan seragam bukan hanya seragam namun harus dapat memberikan makna yang lebih dalam.

"Dari segi karyawan harus punya kebanggaan. Bukan seragam asal seragam, tapi mereka harus menyadari seragam tersebut didesain secara baik dan mendorong suatu loyalitas, " kata Jahja dalam konferensi pers, Senin (9/7/2018).

Lebih dari itu, dia mengatakan banyak hal yang diharapkan melalui kolaborasi tersebut, apalagi tenun menjadi ikon yang menjadi ciri khas Indonesia. "Justru karena kita memiliki potensi, ini menjadi kesempatan untuk mendorong [tenun], " katanya.

Sebelumnya, kain batik sudah masif digaungkan, beberapa korporasi juga banyak yang memilih batik sebagai seragam mereka. "Kita harapkan tenun ikat terus ke depan dan semakin memberkaya produk Indonesia, sehingga negara lain tidak mudah mengklaim menjadi hasil karya mereka, " lanjutnya.

Desainer Didiet Maulana adalah desainer yang telah melalang buana untuk memperkenalkan kain tenun. Selama ini dia berkomitmen untuk memperkenalkan tenun ke seluruh lapisan masyarakat, bahkan untuk generasi milenial.

Cukup bangga, kini kain tenun tidak hanya untuk dikonsumsi masyarakat bukan hanya sebagai fesyen komersil namun juga untuk korporasi. "Untuk itu, kami harus melakukan riset, untuk menemukan bagaimana kebutuhan korporasi, untuk menciptakan keindahan harus ada proses, " katanya.

Apalagi, menurit Didiet, melihat keindahan tenun tidak hamya proses akhirnya melainkan dari hulur ke hilir, atau dari proses pembuatan sampai dengan hasilnya.

Foto:

https://drive.google.com/file/d/15sVlLe76jiVMdwrc_n01hc0p4Ok4kVni/view?usp=drivesdk

https://drive.google.com/file/d/1LtHx8yeWPDxIZ-dAFDkxt-T3-6qqJrXC/view?usp=drivesdk

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro