Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah wanita yang melahirkan secara caesar meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2000, menurut sebuah penelitian baru.
Dilansir situs people.com, menggunakan data dari 169 negara, sebuah penelitian yang diterbitkan pada hari Kamis (11/10/2018), dalam jurnal medis The Lancet diperkriakan bahwa 29,7 juta kelahiran secara caesar terjadi di seluruh dunia pada tahun 2015, yang hampir dua kali lipat dari 16 juta kelahiran caesar atau C-section pada tahun 2000.
Ssementara C-section hanya sebesar 12,1% dari semua kelahiran pada tahun 2000, jumlahnya sekarang diperkirakan telah meningkat menjadi 21,1% dari semua kelahiran.
Studi ini juga memperkirakan bahwa seksio sesarea "hingga sepuluh kali lebih sering di Amerika Latin dan wilayah Karibia," di mana 44,3% kelahiran adalah hasil dari C-Section, dibandingkan dengan Afrika Barat dan Tengah, di mana jumlahnya hanya 4,1%.
Sementara itu, jumlah C-section meningkat di Amerika Serikat menjadi 32% pada 2015, naik dari 23% pada 2000, menurut CNN.
"Kami tahu bahwa secara global, tingkat C-section meningkat untuk beberapa waktu sekarang, tetapi sekarang lebih dari satu dari lima bayi dilahirkan oleh C-section yang mencolok," ujar Dr. Ties Boerma, penulis utama studi tersebut
Menurut Mayo Clinic, caesar dapat menyelamatkan nyawa, cara ini juga melibatkan banyak risiko bagi ibu, termasuk infeksi, pembekuan darah, dan perdarahan postpartum.
Penelitian ini melanjutkan untuk mengklaim bahwa munculnya C-section adalah "kekhawatiran yang berkembang."
“Peningkatan besar dalam penggunaan caesar ke tingkat lebih dari 30% di banyak negara, sering kali untuk indikasi non-medis, menjadi perhatian mengingat risiko bagi perempuan dan anak-anak,” kata Dr. Boerma.