Bisnis.com, JAKARTA — Selain identifikasi menggunakan sidik jari dan DNA, ternyata data medis gigi punya peran yang tidak kalah penting dalam proses identifikasi korban Lion Air JT 610.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Laboratorium dan Klinik Odontologi Pusdokkes Polri, drg Agustinus dalam konferensi pers di RS Polri Kramat Jati pada Rabu (7/11/2018).
Tetapi Agustinus juga mengungkapkan kendala utama identifikasi dengan rekam medis gigi, yaitu tidak setiap orang pernah melakukan perawatan gigi. Sehingga hingga kini belum ada korban kecelakaan Lion Air JT 610 yang teridentifikasi lewat data gigi.
"Dari sekian banyak data antemortem [total] 189, yang berhasil kami dapatkan dental record-nya ada 70, jadi ada sekitar 30 persen. Lainnya hampir tidak pernah lakukan perawatan gigi sehingga kami kesulitan dapatkan dental record-nya," ungkap Agustinus.
Padahal gigi bisa membantu menunjukkan jenis kelamin, umur, dan ras dari jenazah yang diperiksa, walaupun hanya dari foto jenazah yang sedang tersenyum.
"Contoh, selama ini ada body part terkait gigi, karena kebetulan di antemortem tidak ditemukan dental record, kami minta foto. Sayangnya foto kami dapat dengan resolusi rendah, sehingga saat di-zoom jadi blur," kata Agustinus.
"Padahal ada ciri-ciri bentuk gigi yg khas di situ. Tapi bukan berarti tidak berkontribusi. Minimal kami bisa perkirakan usia dan kelaminnya," tambahnya.
Dalam proses identifikasi, data gigi dicatat secara detil baik bentuknya, warnanya, dan segala intervensi yang terjadi di gigi itu. Misalnya tambalan putih, tambalan logam, gigi yang dicabut, dibehel, termasuk kondisi rahangnya, juga relasi antara gigi atas dan bawah.
"Pria dan wanita itu [bisa dilihat] dari tulang rahang, di mana pria lebih flat, kalo wanita lebih lengkung. Lalu dari sudut rahang laki-laki lebih tegak lurus, kalo wanita lebih landai, sudutnya sekitar 125 derajat," jelas Agustinus.
"Untuk ras juga [bisa dilihat] bentuk gigi di antaranya ada ciri khas di tulangnya. Jadi memang bisa menunjukkan aspek ras," tambah Agustinus.