Bisnis.com, JAKARTA - Zona lalu lintas beremisi rendah di London secara moderat telah mengurangi paparan warga terhadap polusi mesin diesel dari kendaraan.
Tapi, kualitas udara yang lebih baik belum membawa kesehatan paru-paru yang juga lebih baik bagi anak-anak di ibu kota Inggris tersebut.
Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal The Lancet Public Health. Peneliti telah mendata lebih dari 2.000 anak-anak sekolah berusia 8 dan 9 tahun yang tinggal di daerah yang sangat tercemar di zona emisi rendah di London.
Hasilnya menunjukkan bahwa memang tingkat polusi udara dapat dikurangi dengan zona emisi rendah yang sekarang ada di sekitar 200 kota di Eropa. Akan tetapi dibutuhkan tindakan ekstra untuk memberikan udara bersih yang cukup untuk meningkatkan kesehatan warga.
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mengatakan polusi udara ikut berperan pada 3,7 juta kematian prematur per tahun secara global.
Di Eropa setengah dari mobil keluaran baru berbahan bakar diesel. Nitrogen oksida yang dihasilkan juga telah menjadi masalah besar.
Laporan Reuters menyebutkan jenis bahan bakar tersebut dikaitkan dengan asma dan gangguan perkembangan paru pada anak-anak.
Zona emisi rendah dipandang sebagai cara untuk mengatasi polusi lalu lintas dan sekarang ada sekitar 200 titik di seluruh Eropa.
London memperkenalkan zona emisi rendah secara bertahap selama tahun 2008 dan 2012, yang mengharuskan kendaraan diesel memasuki Greater London untuk memenuhi standar emisi tertentu atau membayar biaya harian.
Pada 2009 - 2010 dan 2013 - 2014, anak-anak London menjalani pemeriksaan kesehatan musim dingin tahunan termasuk mengukur fungsi dan ukuran paru-paru.
Orang tua diminta untuk melengkapi kuesioner medis tentang anak-anak, dengan informasi tentang pernapasan dan gejala alergi seperti asma, eksim dan demam.
Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun perbaikan kualitas udara setelah zona emisi rendah dilaksanakan, tidak ada bukti penurunan proporsi anak-anak dengan paru-paru kecil atau gejala asma selama lima tahun berikutnya.
"Di banyak wilayah London, polusi udara masih tetap menjadi masalah besar," kata Chris Griffiths, seorang profesor di Queen Mary University of London yang ikut memimpin penelitian, dilansir Reuters, Kamis (15/11/2018).
London disebut akan memperkenalkan zona emisi ultra rendah awal tahun depan - sebuah ukuran yang dikatakan para ahli harus memberikan perbaikan besar dalam kualitas udara.
Ian Mudway, seorang profesor di King's College London yang juga bekerja dalam penelitian itu, mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan kualitas udara di kota-kota yang padat.
Namun dia menekankan pentingnya mengevaluasi efektivitas kebijakan, "tidak hanya dalam hal apakah mereka meningkatkan kualitas udara, tetapi yang lebih penting, apakah mereka memberikan kesehatan yang lebih baik," katanya.