Bisnis.com, JAKARTA—Sama seperti emosi menyakitkan lainnya, kita sangat jarang membicarakan mengenai dukacita. Keadaan ini merupakan pengalaman emosional yang umumnya terjadi setelah kehilangan dan sulit rasanya untuk dijelaskan.
Karena sangat jarang dibicarakan dengan serius, banyak orang yang salah memahami mengenai dukacita, sehingga terkadang timbul miskonsepsi. Akibatnya, reaksi kita dalam menghadapi dukacita atau orang yang berdukacita juga sering keliru.
Menurut catatan Psychcentral.com, berikut ini beberapa kesalahpahaman tentang dukacita:
1. Dukacita sama dengan depresi
Sekalipun dukacita seolah mirip dengan depresi, keduanya sebetulnya tidak sama. Depresi merupakan penyakit mental yang didiagnosis secara medis. Depresi bisa memperburuk keadaan dukacita, tetapi tidak semua orang yang berdukacita mengalami depresi.
2. “Kamu akan mengerti, ketika kamu mengalaminya”
Tidak ada ciri khas atau karakteristik dalam kesedihan atau dukacita. Ia adalah perasaan luar biasa yang sulit untuk dijelaskan. Tetapi, bukan berarti orang harus mengalaminya dulu baru mengerti apa arti kesedihan itu.
3. “Simpan perasaan dukacita itu sendiri”
Kita sering berasumsi bahwa orang enggan mendengar cerita soal kesedihan, sehingga rasanya dukacita tidak layak untuk dibicarakan. Tetapi kenyataannya sebetulnya tidak begitu. Menyimpan dukacita seorang diri karena menganggap hal tersebut tabu untuk dibicarakan merupakan kesalahpahaman.
Setiap orang dapat berduka dengan caranya sendiri, dan seharusnya tidak ada yang mempermasalahkan itu. Akan tetapi, tidak berbagi dukacita justru akan membuat kita makin terpuruk dalam kesedihan.
4. Dukacita hanya mengenai kehilangan karena kematian
Dukacita tidak hanya mengenai kehilangan karena orang yang meninggal dunia. Sekalipun dukacita biasanya terjadi karena kematian, kesedihan akibat kehilangan hal yang lain juga bisa membuat seseorang berduka.
Karena kesalahpahaman ini, banyak orang yang menyepelekan dukacitanya. Padahal penyebab kesedihan setiap orang itu bisa saja berbeda, dan cara orang untuk menghadapinya juga tidak selalu sama.
5. “Dukacita akan hilang seiring waktu”
Ketika seseorang mengalami kehilangan sesuatu yang penting dalam hidup, hal itu dapat berpengaruh besar dalam kehidupannya, sehingga orang lain tidak bisa menyepelekan perasaan tersebut dan menganggap kesedihannya bisa hilang begitu saja.
Ketika seseorang mengalami kesedihan mendalam, dia mengalami bagian tersulit dalam prosesnya, yaitu belajar untuk menerima kenyataan.