Ilustrasi kanker paru/Istimewa
Health

Gara-gara Telat Berobat, Kematian Penderita Kanker di Indonesia Tinggi

Denis Riantiza Meilanova
Kamis, 17 Januari 2019 - 15:38
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Angka kematian karena penyakit  kanker di Indonesia semakin tinggi. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat penanganan kanker sejak dini. Sekitar 65% pasien kanker datang ke dokter dalam stadium lanjut.

Data World Health Organization (Globocan 2018) menyebutkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar 348.809 kasus kanker baru dan angka kematian akibat kanker mencapai 207.210.

Kepala Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Soehartati Gondhowiardjo mengatakan, hal tersebut disebabkan sebagian besar atau sekitar 65% pasien datang ke dokter saat stadium lanjut, sehingga penanganannya tidak optimal dan angka kelangsungan hidup rendah.

"Padahal sekitar 43% kasus kanker bisa dicegah dan sepertiganya bisa disembuhkan bila terdeteksi dini," ujar Soehartati dalam konferensi pers Menyambut Hari Kanker Sedunia di Jakarta, Kamis (17/1/2019).

Menurut Soehartati, masih banyak pasien yang menunda memeriksakan gejala kankernya ke dokter. Hal ini disebabkan banyak informasi yang salah (misleading) beredar di masyarakat mengenai penanganan dan pengobatan kanker.

"Terlalu banyak bisikan, misleading informasi. Misalnya, makan jahe mentah, jaket kanker, ada yang bilang dokter A, B lebih baik, dan sebagainya," katanya. "Padahal itu belum tentu pengobatan yang benar, sehingga itu akan memperlama pasien datang ke dokter yang benar. Ketika belum datang itu kan stadium jalan terus."

Di sisi lain, sistem rujukan BPJS Kesehatan juga dinilai terlalu berbelit untuk pasien kanker. Hal ini semakin menyebabkan penanganan kanker semakin lama.

Oleh karena itu, KPKN berupaya agar pasien kanker tidak perlu melewati sistem rujukan berjenjang tersebut. Diharapkan pasien kanker dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dimungkinkan langsung dirujuk ke Rumah Sakit Tipe A.

"Itu perjuangan kami supaya pasien kanker tidak lewat sistem referral yang penting tempat yang dituju ada fasilitas, ada dokter, dan kapasitas ada. Harusnya kayak gitu, pasien kanker harus dibuka kemungkinan itu," kata Soehartati.

Berkaitan dengan peringatan Hari Kanker Sedunia yang diadakan setiap 4 Februari, Yayasan Kanker Indonesia dan Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) mendorong dan menyiapkan serangkaian kegiatan yang bertujuan menginformasikan dan mengedukasi masyarakat mengenai kanker dan penanganannya. Misalnya, POI DKI Jakarta melakukan kegiatan, antara lain road show penanganan nyeri kanker, peningkatan pengetahuan dokter lewat seminar, maupun kampanye penanggulangan kanker.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro