Bisnis.com, JAKARTA – Tak hanya memenangkan 15 Grammy Awards dengan karya-karya musik masterpiece di sepanjang kariernya, Alicia Keys telah menginspirasi kehidupan banyak orang sebagai pebisnis wanita.
Kita mungkin lebih mengenalnya lewat kumpulan hits macam “Fallin”, “A Woman's Worth”, dan “If I Ain't Got You”, tetapi Alicia Keys ternyata juga telah lama menancapkan jejaknya di dunia entrepreneurship.
Pada 2018, Keys dan suaminya, Swizz Beatz, meluncurkan program investasi baru untuk mendukung para seniman dan wirausahawan kreatif di seluruh dunia melalui perusahaan mereka, The Dean Collection.
Dalam peluncuran perdananya, Keys meminta pemuda dari seluruh dunia untuk mengirimkan karya kreatif dan rencana bisnis yang menunjukkan bagaimana mereka akan menggunakan investasi senilai US$5.000 untuk mengembangkan karier mereka.
Sekitar satu dasawarsa sebelumnya, Keys mendirikan AK Worldwide untuk berinvestasi dalam perusahaan-perusahaan berskala lebih kecil dan membantu mewujudkan potensi maksimal mereka.
Keys juga membangun IamASuperwoman.com yang bertujuan mendorong wanita untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran mereka dan membagikannya melalui komunitas global online.
“Sebagai seniman dan seseorang yang telah berkecimpung dalam bisnis [musik] selama bertahun-tahun, di luar dari bisnis utama ini membantuku menemukan potensi kreatif sebagai seorang pengusaha,” kata Keys, dikutip dari little pink book.
Proyek IamASuperwoman.com diciptakannya sebagai komunitas bagi perempuan untuk mengekspresikan diri mereka. Di situs web ini, perempuan dapat membahas segala topik entah itu soal tujuan favorit untuk bepergian, ide-ide bisnis, maupun hubungan dengan lawan jenis mereka.
“Aku seorang yang sangat terbuka. Aku suka memotivasi seseorang untuk menjadi yang terbaik. Semakin besar motivasi yang diberikan, semakin banyak hasil yang akan didapatkan,” tutur Keys.
“Penting bagiku untuk memiliki arah yang jelas tentang tujuan dan apa yang ingin dicapai. Aku memiliki sekelompok orang yang luar biasa dan cerdas di sekitarku,” lanjutnya mengenai gayanya memimpin dalam berbisnis.
Berkaca pada idolanya, tokoh media ternama Oprah Winfrey, Keys juga berkutat dengan upaya filantropi melalui “Keep a Child Alive”. Ia percaya dukungan yang diberikannya pada seseorang secara tidak langsung dapat membantu menjadikan dunia lebih baik.
“Bisnis adalah tentang jatuh dan bangun. Tidak ada rencana [bisnis] yang sangat mudah dan apa pun yang akhirnya Anda lakukan, Anda harus bersemangat. Ini bukan tentang menjadi kaya dalam semalam, tetapi tentang keyakinan dan semangat Anda,” dorongnya.
Puluhan juta kopi album yang telah ditelurkannya selama lebih dari dua dekade bermusik mungkin adalah buah dari jatuh bangun Keys di masa mudanya. Lahir pada 25 Januari 1981 di New York City, Keys lahir dengan nama Alicia Augello Cook dari pasangan Teresa dan Craig Cook.
Kedua orangtuanya berpisah saat Keys masih berusia sangat muda, 2 tahun. Sejak itu ia tumbuh tanpa benar-benar mengenal kasih sang ayah. Keadaan ini membuka matanya atas perjuangan sang ibu dan mencambuknya untuk menjadi perempuan yang kuat.
“[Kondisi] itu membuatku marah. Tapi itu juga membantu memperlihatkan betapa kuatnya ibuku, dan membuatku ingin menjadi kuat seperti dia. Mungkin, keadaan itu justru lebih baik untuk kualami,” ungkapnya kepada The Guardian.
Sang ibu mendidik Keys untuk mandiri dan gigih berusaha. Keys mulai belajar menari dan piano klasik ketika berusia tujuh tahun kemudian masuk sekolah seni Professional Performing Arts School di usia 12 tahun.
“Aku melihat musik dan budaya sebagai hal yang indah. Aku suka sejarah dan belajar tentang peradaban masa lalu dan budaya mereka. Aku tidak menyukai pelajarannya di sekolah. Tapi kini, aku merasa setiap orang yang aku temui dan mengetahui dari mana mereka berasal sangat menginspirasi,” terangnya dalam suatu kesempatan.
Keys, yang datang dari keluarga birasial, menegaskan kebanggaannya terlahir dari ibu berkulit putih dan ayah berkulit hitam. Sang suami, Kasseem Dean atau Swizz Beatz, yang dinikahinya pada 2010 adalah seorang Muslim dan Keys pun bangga akan hal ini.
“Aku suka belajar tentang agama yang berbeda, menemukan berbagai cara untuk beribadah, juga untuk mencintai kebesaran Tuhan yang mengelilingi kita semua. Pastinya aku percaya pada keberadaan yang lebih besar,” ucap Keys.
“Aku benar-benar menghormati semua agama, pada intinya mereka semua mengajarkan pesan yang sama, yakni kebersamaan, kebaikan, dan kepedulian satu sama lain,” tambahnya.
Keys dan Swizz menyambut kelahiran dua putra mereka, Egypt pada Oktober 2010 dan Genesis pada Desember 2014.
“Aku pikir saat-saat ketika memiliki putra pertama membawa perubahan terbesar bagiku. Aku benar-benar menghargai diriku untuk pertama kalinya,” ungkap Keys kepada Billboard.
“[Anak-anakku telah mengajari] untuk tidak lupa mengagumi semua hal di sekitar kita, bahkan jika sesuatu itu sederhana. Tidak menganggapnya enteng begitu saja. Ini begitu istimewa.”
Vokalis wanita yang sangat berkarakter, tokoh filantropi, pengusaha, langganan Grammy Awards, dan wanita yang penuh inspirasi. Dengan sederet predikatnya ini tak heran jika Keys ditunjuk sebagai host Grammy Awards 2019.
Dihelat di Staples Center, Los Angeles, pada Minggu (10/2/2019) waktu setempat (Senin pagi WIB), ajang tahunan paling bergengsi untuk industri musik sejagat ini dijanjikan oleh Keys bakal dipenuhi energi positif dan kekuatan musik.
“Aku ingin memastikan rasa damai dan energi positif mengisi ruangan itu nanti dan kita dapat merasakan karunia sejati memiliki musik sebagai bahasa universal,” janji Keys.