Konferensi Pers Peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2019 yang diadakan oleh Pepsodent/ Bisnis- Eva Rianti
Health

Gigi Berlubang Masih Jadi Masalah Besar Bagi Anak Indonesia

Eva Rianti
Rabu, 20 Maret 2019 - 18:13
Bagikan
 Bisnis.com, JAKARTA -- Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia atau World Oral Health Day (WOHD) diperingati setiap tanggal 20 Maret. Peringatan WOHD menjadi momen yang tepat untuk refleksi perihal kondisi kesehatan gigi dan mulut kita. 
 
Kesadaran dalam merawat  kesehatan gigi dan mulut nyatanya belum disadari oleh seluruh masyarakat Indonesia. Padahal hal tersebut sangat krusial, terutama bagi kalangan anak-anak. Pasalnya, kesehatan gigi anak-anak akan memberi pengaruh pada kondisi kesehatan maupun performa mereka, bahkan hingga di masa depan nanti. 
 
Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) Sri Hananto Seno mengungkapkan bahwa saat ini secara nyata gigi berlubang masih menjadi masalah besar bagi kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia. 
 
Hal ini berkaca dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018  yang menunjukkan bahwa hanya 2,8% masyarakat berusia tiga tahun ke atas yang sudah memiliki perilaku menyikat gigi dua kali sehari, yaitu pagi dan malam. 
 
Hal ini antara lain menyebabkan 90,2% anak Indonesia berumur 5 tahun memiliki masalah gigi berlubang, dengan indeks dmf-t atau jumlah rata-rata kerusakan gigi sebesar 8,1. Di kelompok usia selanjutnya yaitu anak berusia 12 tahun terlihat data yang agak membaik dimana 72% dari mereka mengalami masalah gigi berlubang dengan indeks dmf- sebesar 1,9.
 
Namun, kondisi ini memburuk di kelompok usia dewasa yaitu usia 35--44 tahun. Dilaporkan bahwa 92,2%-nya memiliki masalah gigi berlubang dengan indeks dmf-t sebesar 6,9. 
 
Data lain juga menyebutkan bahwa dari 57,6% penduduk Indonesia yang mengakui mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut, hanya 10,2% yang mendapatkan pelayanan dari medis. 
 
Semua fakta ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap perawatan gigi dan juga kunjungan ke dokter gigi masih rendah. 
 
Seno juga mengkritisi bahwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) memang belum memprioritaskan kesehatan gigi dan mulut. Program-programnya baru mencakup pengobatan, belum upaya preventif ataupun promotif. Padahal Kemenkes menargetkan Indonesia bebas dari karies (gigi berlubang) pada 2030. 
 
Oleh sebab itu, gerakan-gerakan edukasi terhadap anak maupun orang tua sangat diperlukan dalam merawat kesehatan gigi dan mulut.
 
Contohnya gerakan edukasi yang dilakukan oleh Pepsodent, berkolaborasi dengan FDI World Dental Federation, dan PDGI dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2019 yang diadakan di SD Negeti Gunung 01 di Jakarta pada Selasa (20/3/2019). 
 
Selama 25 tahun kerjasama itu terus berjalan hingga sekarang. Kerjasama tersebut melibatkan kurang lebih 1.500 dokter gigi serta 50 PDGI cabang di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. 
 
"Peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia kembali kami laksanakan untuk mengedukasi, memberi pemeriksaan gigi gratis, sekaligus membiasakan masyarakat Indonesia, terkhusus anak-anak untuk merawat gigi dengan menyikat gigi mereka pada pagi dan malam hari, serta memeriksa diri ke dokter gigi setidaknya enam bulan sekali," ujar Ratu Mirah Afifah selaku Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia. 

 

Penulis : Eva Rianti
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro