Bisnis.com, JAKARTA – Berbagai kegiatan dan atraksi terbaik siap menyambut wisatawan yang akan berlibur ke Sulawesi Tengah setelah provinsi tersebut meluncurkan Calender of Event (CoE) Sulteng 2019.
Peluncuran itu dilakukan oleh Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti bersama Staf Ahli Gubernur Sulteng Bidang Hukum, Politik & Kesra Sitti Norma Mardjanu.
Dengan mengangkat tema ‘‘Bringing Central Celebes to The World’, Sulteng menggelar 30 event unggulan di 13 kabupaten/kota sepanjang 2019.
Dari 30 event tersebut, tiga event di antaranya masuk dalam 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia 2019.
"Ini merupakan salah satu langkah kita membangkitkan sektor pariwisata Sulteng, karena tak dapat dipungkiri atraksi merupakan bagian penting dalam peningkatan sektor pariwisata,” kata Sitti Norma seperti dikutip dari keterangan resmi pada laman Kemenpar pada Sabtu (6/4/2019).
Sitti mengungkapkan untuk atraksi sepanjang tahun ini Sulteng menggelar 30 event unggulan, tiga event di antaranya masuk dalam 100 CoE WI 2019 atau terjadi peningkatan dari tahun lalu delapan event unggulan dan dua event masuk dalam 100 CoE WI 2018.
Sitti menambahkan, 3 event yang masuk di CoE Kemenpar akan menjadi andalan utama untuk menjaring wisatawan ke Sulteng.
Ketiga event yang dimaksud antara lain adalah pertama ada Festival Pesona Teluk Tomini (FPTT). Festival ini akan berlangsung di Pantai Kayubura Kabupaten Parigi Moutong pada 19 - 23 April 2019.
Selanjutnya, Festival Pulo Dua yang akan berlangsung di Kecamatan Balantak Utara, Kabupaten Banggai pada 25 -28 Juli 2019. Festival ini menampilkan berbagai budaya serta keanekaragaman flora, fauna, dan daya tarik panorama alam Kabupaten Banggai.
Yang terakhir adalah Festival Danau Tektonik Poso (FDTP). Festival ini akan berlangsung di Danau Poso, Tentena, Kabupaten Poso, pada 26 - 30 Agustus 2019.
"Festival budaya yang digelar sejak 1989 ini menjadi event unggulan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sulteng khususnya ke Kabupaten Poso," imbuhnya.
Pemerintah Provinsi Sulteng juga tengah fokus mengenjot aksesibilitas dan konektivitas baik penerbangan, perjalanan darat, maupun pelayaran.
Rencananya, konektivitas pelayaran menghubungkan enam provinsi di Sulawesi, sedangkan transportasi darat akan terkoneksi melalui percepatan pembangunan jalur kereta Trans-Sulawesi.
Sementara itu, untuk konektivitas udara, Sulteng terhubung dengan penerbangan antarkabupaten/kota melalui tujuh bandaranya.
“Pemerintah daerah bersama stakeholder pariwisata Sulteng sedang mengupayakan agar Mutiara Sis Al Jufri dinaikkan statusnya dari saat ini sebagai bandara domestik menjadi bandara internasional,” jelasnya.
Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Esthy Reko Astuti mengapresiasi peluncuran CoE Sulteng 2019. Dia menilai dengan semakin banyaknya atraksi yang ditampilkan, maka akan semakin banyak pula wisatawan yang berkunjung ke Sulteng.
Sepanjang 2018, tercatat 25.741 wisatawan mancanegara (wisman), dan 3.4321.178 wisatawan nusantara (wisnus) mengunjungi Sulteng.
“Sebagian besar wisman yang datang ke Sulteng berkunjung ke Pulau Togean sebagai pulau terbaik untuk atraksi underwater. Pulau ini menjadi destinasi wisata bahari kelas dunia,” ujarnya.