Bisnis.com, JAKARTA – Hati-hati. Pola makan tinggi sodium bisa berujung pada kematian. Di Amerika Serikat (AS) saja, pola makan ini bertanggung jawab atas kematian 33 dari 100.000 warganya.
Menurut studi ilmiah terbaru mengenai efek kesehatan dari pola pengaturan makanan (diet), konsumsi sodium atau natrium yang tinggi adalah satu-satunya risiko diet di AS yang terkait dengan jumlah kematian lebih tinggi sejak 1990.
Sepertiga dari 15 kategori yang menjadi perhitungan studi itu berfokus pada pola makan yang terlalu tinggi pada kelompok atau bahan makanan yang tidak sehat. Adapun sepuluh kategori lainnya difokuskan pada konsumsi rendah makanan atau komponen yang sehat.
“Meski sodium, gula, dan lemak telah menjadi fokus perdebatan kebijakan diet dalam beberapa tahun terakhir, penilaian itu menunjukkan faktor-faktor risiko utama yang menyebabkan kematian,” ujar Dr. Ashkan Afshin, penulis studi tersebut dan asisten profesor di Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington.
“Mereka adalah pola makan tinggi sodium, rendah gandum, rendah buah-buahan, rendah kacang-kacangan dan biji-bijian, dan rendah sayuran,” terang Afshin, seperti dikutip Bloomberg.
Diet tinggi konsumsi daging merah memiliki risiko yang jauh lebih kecil dengan hanya kurang dari dua kematian per 100.000 warga di AS.
Tapi, yang perlu diwaspadai adalah konsumsi makanan tinggi sodium seperti daging hot dog, karena pola makan tinggi daging olahan memainkan peran negatif yang jauh lebih besar.
Kematian yang disebabkan oleh asupan sodium tinggi menyeret AS turun 33 titik dari peringkat globalnya pada tahun 1990 menjadi no. 62 dari 195 negara pada tahun 2017.
Kendati demikian, AS mampu menempati urutan ketiga di dunia dalam diet rendah asam lemak tak jenuh ganda. AS juga menempati peringkat 38 dari 195 negara dalam hal konsumsi biji-bijian.
“Dari 10 faktor pola makan teratas yang menyebabkan jumlah kematian tertinggi di dunia, delapan di antaranya terkait dengan asupan makanan sehat yang rendah ketimbang asupan makanan tidak sehat yang tinggi,” lanjutnya.
Secara keseluruhan, AS menduduki posisi ke-43 di dunia dalam kematian terkait pola makan dengan angka 170,7 per jumlah populasi 100.000.
Meski mencatat perbaikan dibandingkan dengan peringkat globalnya pada tahun 1990, AS masih tertinggal jauh dalam kebanyakan dari 15 kategori yang masuk dalam penilaian, termasuk menduduki peringkat terakhir di dunia dalam pola makan tinggi daging olahan.