Bisnis.com, JAKARTA - Masyarakat di kota-kota besar sudah terbiasa menghadapi kenyataan pahit setiap menempuh perjalanan ke tempat kerja. Kemacetan lalu lintas menyebabkan waktu tempuh perjalanan lebih lama yang bisa memicu stres.
Kadang-kadang total waktu tempuh perjalanan dengan durasi kerja di kantor hampir sebanding. Maka muncullah istilah “tua di jalan”.
Ternyata istilah tua di jalan itu bukan isapan jempol semata. Psikolog klinis Dra A Kasandra Putranto menjelaskan bahwa penuaan dini disebabkan banyak faktor, salah satunya stres.
Seperti diketahui, tinggal di kota besar berpotensi memicu stres. Pemicu stres antara lain transportasi menuju kantor dan beban kerja. Keduanya, memengaruhi emotional distressed.
"Jadi ujaran tua di jalan itu benar adanya. Waktu tempuh perjalanan menuju tempat kerja yang lebih lama memicu tekanan psikologis atau stres,” kata Kasandra dalam acara perkenalan hunian Core Cipete bersama PT Jaya Real Property, Tbk, di Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Kemacetan dan kebisingan lalu lintas memicu reaksi individu serta merugikan kesehatan mental. Waktu tempuh perjalanan menuju tempat kerja yang lebih lama misalnya, dapat menurunkan kesempatan untuk melakukan aktivitas yang Anda senangi, meningkatkan risiko stres sehingga Anda cenderung memiliki kesehatan mental yang rendah.
Anda juga patut mengenal istilah subjective wellbeing atau kesejahteraan subjektif, yakni cara individu memandang kehidupan yang dipengaruhi rutinitas atau lingkungan sehari-hari seperti lingkungan tempat tinggal, lingkungan kerja, mobilitas, dan lain-lain.
Menghabiskan waktu bersama keluarga dapat meningkatkan wellbeing Anda. Bagaimana bisa punya waktu bersama keluarga lebih lama jika sebagian besar waktu Anda habis di jalan?
"Penting sekali cepat sampai di tempat kerja atau lokasi meeting dengan klien. Dengan durasi tempuh ringkas, Anda bisa duduk dengan suasana kondusif, membuka laptop dengan pikiran jernih,” ujar dia.