Bisnis.com, MALANG – Tak lengkap rasanya atau tak afdal jika tidak mampir ke Toko Oen, restoran es krim legendaris yang sudah menjadi maskot Kota Malang, Jawa Timur.
Tak hanya wisatawan domestik, Toko Oen juga diincar oleh wisata mancanegara (wisman). Bagaimana tidak, memasuki restoran ini rasanya seperti bernostalgia karena arsitektur bangunan dan interior yang terasa seperti di masa kolonial Belanda.
Toko Oen sudah berdiri hampir seabad, sejak 1930. Bahkan sampai sekarang, bentuk bangunan dan interiornya sama sekali belum diubah, bahkan Toko Oen sudah dikategorikan sebagai cagar budaya di Kota Malang.
Hal ini disampaikan Manajer Toko Oen, Piter Siswono, saat Tim Jelajah Bisnis berkunjung Malang, tepatnya Toko Oen pada Minggu (2/6/2019).
Restoran Toko Oen memang terlihat ramai. Pengunjung terus berdatangan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
"Orang Belanda, khususnya mereka yang pernah tinggal di Indonesia, khususnya Malang, kalau pulang ke Jawa atau Jawa Timur selalu datang ke Toko Oen. Mereka datang untuk bernostalgia ketika masih menjadi tentara dan bangunan Toko Oen juga masih ada [sampai sekarang]," ucapnya.
Selain itu, menjelang dan ketika Lebaran, Piter menyebutkan pengunjung yang datang biasanya melonjak sampai 40% dibandingkan dengan hari-hari biasa. Biasanya, pengunjung adalah mereka yang melakukan perjalanan mudik yang mampir di Kota Malang.
Kembali ke arsitektur dan interior, saat masuk, terlihat spanduk putih berukuran besar bertuliskan 'Welkom in Malang, Toko Oen Die Sinds 1930 Aan de Gasten Gezzellighied Geeft'. Kursi-kuesi bambu pendek mengutari meja memenuhi ruangan.
Di sebelah kanan di depan pintu masuk, pengunjung disambut dengan etalase roti khas Belanda. Kemudian berjejer toples berisikan kue kering yang juga merupakab khas Belanda, misalnya saja speculaas, caatangels, katetong, dan lainnya.
Menu andalan yang harus dicoba di Toko Oen adalah es krimnya. Pada kesempatan kali ini, Bisnis memesan es krim Tutti Frutti dan Oen Special.
Es krim Tutti Frutti merupakan es potong yang terdiri dari dua lapisan, rasa cokelat dan soda gembira. Sementara Oen Special terdiri dari 3 scoop es krim, masing-masingnya rasa vanilla, cokelat, dan stroberi.
Berbeda dengan es krim lainnya, tektur es krim di Toko Oen masih terlihat kasar, tetapi rasanya tak kalah enak. Ternyata, es krim di sini masih dibuat secara manual.
Cara pembuatannya adonan terus diputar secara manual di atas es batu sampai adonan ini mengeras. Selain itu, es krim di sini tidak menggunakan bahan pengawet.
Menu andalan lainnya adalah steak yang resepnya sudah digunakan dari tahun 1930. Bumbu steak disini menggunakan rempah-rempah dari Indonesia. Terasa gurih, daging steak di sini sangat lembut saat disantap.
Tim Jelajah Jawa-Bali 2019 (Yustinus Andri, Muhammad Ridwan, Andi M. Arief, Maria Elena, Reni Lestari)