Bisnis.com, JAKARTA—World Health Organization (WHO) telah merilis pedoman pencegahan dan manajemen demensia. Secara khusus disampaikan bahwa aktivitas fisik merupakan kegiatan penting untuk mencegah penurunan kognitif.
Dalam laporan WHO tersebut, masyarakat dianjurkan untuk melakukan diet sehat, berhenti merokok, dan menghindari penggunaan alkohol yang berbahaya. Pengobatan yang tepat terhadap penyakit penyerta seperti hipertensi, kolesterol, dan diabetes juga turut menurunkan risiko penurunan kognitif dan demensia.
Neerja Chowdhary, perwakilan WHO, mengatakan bahwa penelitian dalam pencegahan demensia ini menunjukkan bahwa kejadian demensia juga terkait dengan faktor lingkungan. “Ada bukti juga bahwa pelatihan kognitif dan aktivitas sosial dapat mencegah timbulnya demensia,” ujar Chowdhary.
Demensia memengaruhi sekitar 50 juta orang di seluruh dunia, dengan hampir 10 juta kasus baru setiap tahunnya. Angka ini diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat pada 2050. Persoalannya bukan saja itu, biaya perawatan pasien demensia juga diperkirakan akan meningkat mencapai US$ 2 triliun pada 2030.
"Meskipun tidak ada pengobatan kuratif untuk demensia, manajemen proaktif dan modifikasi faktor risiko dapat menunda atau memperlambat timbulnya atau perkembangan penyakit," tulis Asisten Direktur Jenderal WHO Ren Minghui dalam laporannya.
Faktor risiko demensia pada umumnya terkait dengan penyakit tidak menular yang disebabkan oleh penggunaan rokok, pola makan tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik. Gaya hidup yang tidak sehat sangat terkait dengan kejadian demensia.
Laporan itu mengatakan bahwa meskipun usia adalah faktor risiko terbesar dari demensia, bukan berarti penyakit ini tidak dapat dicegah agar tidak terjadi terlalu dini. Itulah sebabnya sejak dini kita harus mulai membiasakan diri dengan perilaku hidup sehat.