Bisnis.com, JAKARTA – Membangun rasa empati pada anak penting dilakukan sejak dini, sebab akan menunjang aspek penyesuaian diri dengan lingkungan sosial kelak.
Psikolog dari Universitas Indonesia Wita Mulyani menjelaskan pada dasarnya empati adalah upaya mencoba menempatkan diri di posisi orang lain, berusaha memahami dari sudut pandang orang lain.
Dengan anak terbasa berempati, dia diharapkan mampu menjadi individu yang mudah bekerja sama, disukai oleh orang-orang di sekitarnya, dan menjadi teman yang bisa berempati.
"Jadi, empati sangat punya pengaruh ke penyesuaian dirinya di lingkungan," kata Wita.
Dia melanjutkan sejak usia bayi sebenarnya orang tua sudah bisa menanamkan empati kepada buah hati. Salah satu studi di Universitas California, AS, menemukan bahwa anak usia 18 bulan sudah bisa menguasai komponen kunci dari empati yakni kemampuan memahami perasaan orang lain.
Pada usia 4 tahun, anak berubah dari membuat gerakan fisik yang menandakan mereka peduli, dan mulai berpikir tentang perasaan orang lain yang terhubung dengan perasaan mereka sendiri.
Kebanyakan proses tersebut terjadi secara alami, tetapi orang tua juga bisa mengusahakan agar proses itu terjadi secara sadar dan mendorong anak memiliki pengalaman empati yang lebih banyak.
Wita melanjutkan dasar dari penanaman empati adalah pengenalan emosi. Contoh sederhana bayi sudah bisa merasakan emosi yakni biasanya ketika ada bayi lain di sekitarnya yang menangis, dia akan ikut menangis.
Menurut Wita, yang bisa dilakukan orang tua untuk memperkenalkan empati saat anak masih bayi antara lain menunjukkan berbagai ekspresi wajah yang menunjukkan emosi.
"Seiring dengan pertumbuhannya, sekitar 2 tahun di mana dia sudah mulai berpikirnya dan nalarnya bagus, baru mulai memperkenalkan dengan cara-cara yg lebih kompleks lagi," ujarnya.
Wita melanjutkan penting juga bagi orang tua untuk mengenalkan anak dengan emosinya sendiri, sebagai dasar memahami emosi orang lain.
Sementara itu, Happy Permatasari, Operational Manager Livesmart Indonesia, mengutarakan bahwa membangun empati anak sejak dini penting untuk pengembangan dirinya kelak. Anak yang sudah terlatih berempati cenderung menjadi anak yang peka dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Happy menjelaskan ada tiga cara yang bisa ditempuh orang tua untuk membangun empati anak. Pertama, tunjukkan empati dengan perasaan. Hal yang mendasar dari empati adalah emosi atau perasaan. Cara ini bisa dilakukan dengan melatih perasaannya.
"Contohnya, kita sebagai orang tua mengajak anak menghampiri panti asuhan dan memberikan sumbangan, serta memberikan pengertian bahwa aksi tersebut sangat membantu untuk orang lain,” ujarnya.
Kedua, buat anak sadar akan perasaannya. Agar mereka menjadi peka dan peduli, sebagai orang tua harus memberikan contoh dan membiasakannya, misalnya menanyakan apa yang anak rasakan setelah anak melakukan aktivitas tertentu atau menanyakan bagaimana harinya berlangsung, bagaimana perasaannya saat ini, dan memiarkannya berbagi tentang perasaanya itu.
Ketiga, berikan apesiasi kepada mereka. Memberikan apresiasi kepada anak ketika melakukan hal yang baik dan benar akan memberikan semangat dan pengertian lebih bahwa dia dapat melakukan hal yang sama pada orang lain.
"Tiga hal tersebut dapat diajarkan pada anak bahkan sejak sangat dini karena sifat dasar anak yang ingin belajar dan penasaran," kata Happy.