Bisnis.com, JAKARTA — Orang-orang yang banyak mengonsumsi minuman manis dinilai memiliki risiko lebih tinggi mengalami kanker.
Studi penelitian di Prancis baru-baru ini mengungkap keterkaitannya sekalipun tidak menjelaskan secara langsung hubungan sebab akibat dari minuman manis terhadap kanker.
Temuan dari penelitian yang dipublikasikan pada British Medical Journal 2019 ini menyebutkan bahwa membatasi asupan minuman manis dapat mengurangi jumlah kasus kanker dalam sebuah populasi.
Penelitian menganalisis data dari 101.257 orang dewasa di Prancis. Sebanyak 21 persen dari mereka pria dan 79 persen wanita. Penelitian dilakukan dengan menilai asupan atau minuman manis mereka selama maksimal 9 tahun, pada 2009—2018.
Hal ini dilakukan untuk menilai risiko semua jenis kanker dan beberapa jenis tertentu termasuk kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker prostat.
Para peneliti juga menyesuaikan beberapa faktor risiko kanker lainnya termasuk usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, riwayat keluarga, merokok dan tingkat aktivitas fisik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi gula 100 mililiter (ml) sehari dalam konsumsi minuman manis dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker secara keseluruhan sebesar 18 persen dan peningkatan risiko kanker payudara sebesar 22 persen.
Ketika para peminum gula dibagi menjadi peserta yang minum jus buah dan mereka yang minum minuman manis lainnya, kedua kelompok juga dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih tinggi secara keseluruhan.
Untuk kanker prostat dan kanker usus besar, tidak ada hubungan yang ditemukan. Tetapi para peneliti menduga hal ini terjadi karena jumlah kasus kanker ini pada peserta penelitian terbatas.
Walaupun penelitian ini tidak menawarkan jawaban kausatif yang pasti tentang gula dan kanker, penelitian ini menambah gambaran bahwa penting mengurangi asupan gula.
Dalam beberapa dekade terakhir, konsumsi minuman manis telah meningkat di seluruh dunia. Minuman manis menjadi salah satu faktor risiko yang meningkatkan obesitas. Nah, obesitas merupakan salah satu faktor risiko yang meningkatkan risiko kanker.
World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa rekomendasi asupan gula seharusnya kurang dari 10 persen dari total asupan kalori sehari. Bahkan, pengurangan konsumsi gula menjadi 25 gram per hari, justru lebih dianjurkan.
Beberapa negara seperti Inggris, Belgia, Prancis, Hongaria dan Meksiko, telah mengenakan pajak gula dengan tujuan meningkatkan kesehatan masyarakat.