Bisnis.com, JAKARTA - Imunoterapi merupakan revolusi dalam pengobatan kanker. Dengan imunoterapi, kualitas dan harapan hidup pasien kanker lebih baik dibanding kemoterapi.
Di Indonesia, saat ini imunoterapi yang tersedia untuk pengobatan kanker paru dan kandung kemih pada tahap stadium lanjut.
Lalu, apa beda imunoterapi dan kemoterapi dalam pengobatan kanker?
Baca Juga 10 Top Kanker di Indonesia |
---|
Ahli onkologi dari RSUPN Cipto Mangunkusumo Dr dr Ikhwan Rinaldi SpPD-KHOM, Kamis (25/7/2019), mengatakan imunoterapi menghancurkan sel kanker dengan mengaktifkan sistem imunitas tubuh untuk mendeteksi dan menghancurkan sel asing atau sel kanker di dalam tubuh dengan mengerahkan sel T.
Sementara, kemoterapi menargetkan penghancuran sel kanker dengan pemakaian zat kimia.
Kemoterapi dapat menghancurkan sel kanker dan mencegah kekambuhan atau berkembangnya kanker di dalam tubuh kembali, tapi dapat memengaruhi sel sehat yang secara normal membelah diri dengan cepat, misalnya sel pada kulit, usus, serta rambut. Kerusakan pada sel sehat itu yang dapat mengakibatkan efek samping.
Baca Juga Jangan Terlambat Mendeteksi Demensia |
---|
Merangsang Sistem Imun
Ikhwan menjelaskan, sel T di kelenjar getah bening bertindak sebagai filter zat-zat asing di dalam tubuh
“Imunoterapi kanker bertujuan menstimulasi sistem imun untuk secara spesifik menargetkan dan membunuh sel kanker,” ujarnya.
Saat ini, satu-satunya imunoterapi yang ada di Indonesia adalah atezolizumab merupakan anti PD-L1 untuk pasien kanker paru bukan sel kecil dan kandung kemih stadium lanjut.
Artinya, atezolizumab diberikan pada pasien kanker paru dan kandung kemih yang sudah mendapat kemoterapi.
Atezolizumab adalah monoklonal antibody yang secara langsung dan selektif menargetkan PD-L1. Atezolizumab merupakan anti PD-L1yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.
“Untuk melakukan terapi atezolizumab, pasien tidak perlu melakukan tes tambahan dan biopsi ulang, sehingga memberikan kenyamanan,” kata Ikhwan.
Ahli onkologi Dr dr Ikhwan Rinaldi SpPD-KHOM (kiri)./Istimewa
Hasil Penelitian
Penelitian menemukan bahwa atezolizumab dapat meningkatkan kualitas dan harapan hidup pasien. Hasil penelitian itu adalah:
1. Atezolizumab memberikan rata-rata kesintasan (survival) hingga 13,8 bulan dan durasi respons yang panjang hingga 23,9 bulan pada pasien kanker paru stadium lanjut yang tak merespons pengobatan sebelumnya.
2. Untuk pasien kanker kandung kemih stadium lanjut lini kedua, atezolizumab memberikan durasi respons yang panjang hingga 21,7 bulan.
3. Keamanan yang lebih baik dengan efek samping yang lebih terkontrol dibandingkan dengan pengobatan standar lain
4. Atezolizumab memberikan kenyamanan pada pasien kanker paru stadium lanjut karena tes PD-L1 tidak diperlukan untuk menjalani terapi ini sehingga pasien tidak perlu melakukan biopsi ulang.
Ikhwan menambahkan efek samping atezolizumab memang lebih rendah dibanding kemoterapi. Adapun efek samping atezolizumab adalah radang paru, namun dengan pengobatan yang baik, efek samping ini dapat dikontrol.