Bisnis.com, JAKARTA – Disleksia diartikan sebagai ketidakmampuan belajar yang biasanya memengaruhi keterampilan berbahasa, khususnya membaca.
Dengan kata lain, para pengidap disleksia dikenal masyarakat sebagai orang yang mengalami kecerdasan yang rendah. Namun, hal tersebut ditampik oleh beberapa penelitian.
Peneliti dari Universitas Yale baru-baru ini menemukan bahwa tidak ada hubungan langsung antara disleksia dan kecerdasan.
Bahkan, banyak orang dengan kondisi tersebut cenderung berbakat di berbagai bidang, seperti seni, desain, drama, elektronik, matematika, musik, dan olahraga, menurut Asosiasi Disleksia Internasional.
Peneliti Sally Shaywitz dan suaminya Bennett Shaywitz mulai mempelajari efek disleksia pada 1983. Pasangan ini mengumpulkan data dari lebih dari 400 anak TK dan menganalisis kemampuan membaca mereka.
Penelitian ini berlanjut hingga 2019 untuk melacak bagaimana para peserta mengembangkan keterampilan mereka sejak anak usia dini.
Para peneliti menemukan bahwa disleksia memengaruhi satu dari lima anak dalam penelitian ini, tetapi kondisi itu tidak mempengaruhi kecerdasan mereka.
“Yang satu tidak memengaruhi yang lain. Pada pembaca biasa, area tertentu di sisi kiri otak biasanya diaktifkan. Pada pembaca disleksia, ada fungsi yang tidak efisien dari sistem yang sekarang kita tahu adalah untuk membaca dengan terampil,” kata Bennett, dilansir dari Medicaldaily.
Masalah pada daerah otak untuk membaca kemudian menyebabkan printed page dari bentuk-bentuk yang tidak dapat dipahami ketika seorang penderita disleksia mencoba membaca kata-kata dan angka.
Bagaimana Disleksia Mempelajari Cara Membaca?
Seorang pengidap disleksia, Cathy Drennan membagikan kisahnya ketika belajar hidup dengan disleksia.
Drennan didiagnosis menderita disleksia berat ketika memasuki kelas satu. Dia mengatakan, kata-kata dan angka muncul seperti ‘karakter Cina untuk orang yang tidak bisa membaca karakter Cina’.
Namun Drennan membuktikan bahwa penderita disleksia dapat membaca. Dia mulai belajar membaca di kelas enam dengan cara yang unik.
“Saya mengenali bentuk kata-kata, dan saya melihat bentuknya, dan saya berkata, ‘Oh, itu kata itu’. Dan kemudian saya mengingat seperti apa kata itu terdengar,” ceritanya.
Drennan sekarang bekerja sebagai profesor kimia dan biologi di Massachusetts Institute of Technology.