Bisnis.com, JAKARTA - Seiring perkembangannya, secangkir kopi menjelma sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat di Jakarta.
Kondisi ini pula yang mendorong Gemawan Wahyadhiatmika, 34 tahun, mendirikan Gerilya Coffe and Roastery pada Agustus 2016 silam. Kedai kopi itu berada di Jalan Banjarsari, Cilandak, Jakarta Selatan.
Pria yang akrab disapa Gerry itu mengatakan mulai terjun ke dunia kopi sejak menjadi barista di Melbourne, Australia, pada 2009.
Baru pada 2014, dia bersama istrinya memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan berencana mendirikan sebuah kedai kopi.
"Rencana itu terwujud pada 2015 dengan konsep coffee truck. Namun, saya segera tutup karena hasilnya merugi," tuturnya.
Kondisi itu membuat Gerry tersadar bahwa pengalamannya sebagai barista di Australia belum seberapa. Dia pun kembali belajar dan mengikuti kursus dasar barista.
"Secara praktik saya bisa, tetapi saya tidak memiliki landasan teorinya, sehingga saya memutuskan untuk belajar lagi," ucapnya. Selain itu, dia juga mengikuti pelatihan Roaster, dan kursus uji cita rasa kopi Q Grader (arabika), serta R Grader (robusta).
Sejalan dengan proses belajarnya itu, Gerry kembali bertekad mendirikan kedai kopi yang berorientasi pada hospitality.
Menurutnya, kedai kopi seharusnya berfokus pada pelayanan dan keramahan dari para barista. Oleh karena itu, tiap barista yang bekerja di Gerilya Coffee and Roastery diwajibkan mengikuti pelatihan selama sebulan.
"Kami percaya bahwa inti bisnis dari kedai kopi adalah hospitality. Keramahan dari barista juga berfungsi mengikat pengunjung yang datang, sehingga mereka merasa nyaman berada di kedai kopi kami," tuturnya.
Hasilnya, meski tidak menyebutkan secara rinci, pendapatan Gerilya Coffee and Roastery mengalami tren peningkatan selama dua tahun terakhir. Distribusi kopi yang bernaung di dalam PT Gerilya Adhidrawa Prakasa itu juga menjamah kota-kota di luar Jakarta, antara lain Padang, Medan, dan Papua.