Bisnis.com, JAKARTA - Pangeran Harry dari Inggris bertukar hadiah dengan Presiden Malawi, Peter Mutharika, selama kunjungan resmi pertamanya ke negara itu pada Minggu, 29 September 2019. Pangeran Harry juga mengunjungi sebuah perguruan tinggi dan ditemani oleh istrinya Meghan Markle, melalui panggilan video.
Bangsawan dengan gelar The Duke of Sussex itu meninggalkan istrinya dan putra mereka Archie yang berusia 4 bulan di Cape Town, di mana pada hari Sabtu, 28 September 2019, Meghan bertemu dengan sekelompok aktivis perempuan, untuk mengunjungi Botswana, Angola dan Malawi. Demikian sebagaimana dilansir Reuters, Senin (30/9/2019).
Meskipun Harry telah mengunjungi Malawi beberapa kali sendirian, perjalanan ini adalah kunjungan pertamanya dalam kapasitas resmi. Pada hari Minggu di ibukota Lilongwe, dia bertemu dengan Presiden Peter Mutharika, yang memberi Harry hadiah besar yang dibungkus kertas hijau. Sng presiden juga menerima hadiah dari sang duke sebagai imbalan.
Sebelumnya pada hari itu, bangsawan Inggris itu mengunjungi sebuah perguruan tinggi untuk bertemu wanita muda yang pendidikannya sebagian didukung oleh The Queen's Commonwealth Trust (QCT), di mana Harry dan Meghan masing-masing adalah presiden dan wakil presiden.
Harry disambut oleh barisan siswa yang mengibarkan bendera Inggris dan Malawi, sebelum memasuki perguruan tinggi, tempat Meghan bergabung dalam proses melalui Skype sementara, katanya, Archie sedang tidur siang.
Sebuah postingan di akun Instagram resmi pasangan itu mengatakan, proyek itu mengubah kehidupan banyak wanita muda.
"Sebagai presiden dan wakil presiden QCT, Duke dan Duchess sama-sama percaya pada kekuatan pendidikan untuk memberdayakan gadis-gadis muda, dan mengubah masyarakat secara keseluruhan," kata postingan itu.
Harry, cucu Ratu Elizabeth dan pewaris tahta keenam Kerajaan Inggris, telah mengunjungi Afrika selatan selama dua dekade untuk liburan dan pekerjaan konservasi. Namun, kunjungan kali ini berbeda karena merupakan tur resmi pertamanya ke luar negeri dengan Meghan dan putra mereka.
Keluarga itu menarik kerumunan simpatisan di Cape Town, tempat Meghan mengunjungi kantor pos tempat seorang siswa perempuan terbunuh bulan lalu di salah satu serentetan pembunuhan dan pemerkosaan yang memicu kemarahan atas tingginya tingkat kekerasan berbasis gender di negara itu. .
Diumumkan pada bahwa Meghan, yang dikenal sebagai pembela hak-hak perempuan, telah bertemu sekelompok pemimpin dan aktivis perempuan pada hari sebelumnya. Para wanita termasuk Sophia Williams-De Bruyn, yang pada 1956 memimpin 20.000 wanita dalam pawai anti-apartheid di kursi pemerintahan di Pretoria ketika dia baru berusia 18 tahun.
Kekerasan berbasis gender, katanya, adalah masalah global dan solusinya harus datang dari semua orang, terlepas dari faktor-faktor seperti ras, jenis kelamin atau politik.
Pada Senin, (30/9/2019) Harry akan terbang ke Taman Nasional Liwonde di Malawi, di mana dia akan bergabung dengan patroli anti perburuan liar bersama penjaga taman setempat, serta menyaksikan demonstrasi antiperburuan liar yang dilakukan oleh penjaga hutan dan militer Inggris.
Hari berikutnya, dia akan mengunjungi pusat layanan kesehatan, farmasi dan penyuluhan kesehatan remaja sebelum bergabung kembali dengan keluarganya di Afrika Selatan untuk kunjungan kota lain, kali ini di Johannesburg.