Ilustrasi. Pneumonia./Reuters
Health

WHO Pantau Wabah Pneumonia Misterius yang Menjangkiti China

Denis Riantiza Meilanova
Jumat, 3 Januari 2020 - 10:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pihaknya sedang melakukan kontak dengan pihak berwenang di China atas menyebarnya wabah virus pneumonia yang tidak teridentifikasi di pusat kota Wuhan. Ada kekhawatiran virus ini kemungkinan ditularkan dari hewan.

Penasihat senior WHO di China Paige Snider mengatakan virus di Wuhan belum dapat diidentifikasi.

"Investigasi masih dilakukan dan pihak berwenang belum dapat mengonfirmasi apa penyebab patogen penyakit ini," kata Snider, menambahkan bahwa organisasi itu telah melakukan kontak dengan otoritas China, dikutip dari South China Morning Post, Jumat (3/1/2020).

"Ada banyak kemungkinan penyebab virus pneumonia, banyak di antaranya lebih umum daripada sindrom coronavirus pernapasan akut yang parah. WHO memantau dengan cermat peristiwa ini dan akan membagikan lebih banyak rincian setelah kami mendapatkannya," katanya.

Otoritas kesehatan Wuhan menyatakan pada Selasa (31/12/2019), sebanyak 27 orang, yang kebanyakan adalah pemilik kios di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan, dirawat di rumah sakit dengan tujuh orang dalam kondisi serius.

Otoritas Wuhan telah memerintahkan penutupan pasar itu pada Rabu (1/1/2020). Media lokal melaporkan bahwa pasar tersebut juga menjual hewan-hewan lain, termasuk burung dan ular. Hal ini meningkatkan kekhawatiran setelah wabah sindrom pernapasan akut (SARS) melanda China pada 2002-2003 yang menewaskan ratusan orang, diduga wabah itu ditularkan dari hewan ke manusia.

Dilansir dari Reuters, Komisi Kesehatan Kota Wuhan menyatakan investigasi dan pembersihan sedang dilakukan di pasar makanan laut itu. Sementara itu, semua pasien saat ini telah diisolasi dan kontak dekat mereka berada di bawah pengawasan medis.

Tes laboratorium awal menunjukkan bahwa kasus tersebut adalah virus pneumonia. Tidak ada penularan dari manusia ke manusia yang jelas telah ditemukan dan tidak ada staf medis yang terinfeksi, kata Komisi Kesehatan Kota Wuhan.

Pada 2003, para pejabat China menutup-nutupi wabah SARS selama berminggu-minggu sebelum akhirnya jumlah korban jiwa terus bertambah dan desas-desus memaksa pemerintah untuk mengungkapkan epidemi tersebut.

SARS yang muncul di China selatan pada akhir 2002, menyebar dengan cepat dari China selatan ke kota-kota dan negara-negara lain pada 2003. Lebih dari 8.000 orang terinfeksi dan 775 meninggal.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro