Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah wanita yang menyutradarai film-film top lebih dari dua kali lipat ke nilai tertinggi tahun lalu, kendati mereka masih hanya menyumbang sebagian dari pekerjaan idaman tersebut.
Dalam studi yang dirilis oleh USC Annenberg Inclusion Initiative di University of Southern California seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (3/1/2020), tercatat, wanita mendapatkan hampir 11% dari peran penyutradaraan untuk 100 film teratas yang dirilis pada 2019.
Meningkatkan keragaman telah menjadi seruan penting di seluruh Hollywood, saat wanita secara rutin memiliki peluang lebih sedikit daripada pria.
Misalnya, tidak ada wanita yang dinominasikan untuk penulisan atau penyutradaraannya di Golden Globe Awards, yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu (6/1/2020) di Beverly Hills, California.
Studi USC Annenberg menunjukkan bahwa jauh lebih sedikit wanita yang bersaing untuk mendapatkan penghargaan terbesar tersebut, meskipun film yang memiliki sutradara wanita mendapat ulasan kritis sedikit lebih baik daripada yang disutradarai oleh pria.
“Lapangan bermain dalam film jelas bersifat gender, dengan sutradara pria mendapatkan lebih banyak akses dan peluang,” tulis para penulis.
Sebanyak 113 orang dilampirkan sebagai sutradara ke 100 film tersebut, dan 12 adalah wanita, penelitian menunjukkan. Hal itu lebih dari dua kali lipat total tahun lalu.
Data sedikit lebih baik untuk keragaman ras. Dari 100 film teratas tahun lalu, sebanyak 19 memiliki orang kulit berwarna yang dilampirkan sebagai sutradara, tetapi itu adalah penurunan dari 24 pada 2018. Kebanyakan dari mereka adalah pria.
Penelitian juga menemukan, distributor film yang lebih besar cenderung mempekerjakan lebih banyak sutradara wanita, dengan Universal Pictures dan Warner Bros terhitung sebagai jumlah tertinggi sejak penelitian dimulai dengan film 2007.
Bahkan di studio paling beragam, Universal, hanya 15 dari 220 direkturnya selama 13 tahun adalah wanita.