Bisnis.com, JAKARTA - Kain tenun asal Maluku, tenun ikat motif Tanimbar menjadi tren mode yang dipadukan dengan ragam busana yang praktis dan terkesan modern seperti dress dengan siluet ringan.
Tenun Ikat Tanimbar yang dipilih adalah warna yang gelap seperti coklat, terakota, dan hitam serta warna lebih terang seperti oranye. Kain tenun ini diaplikasikan dalam ragam gaya busana yang praktis dan terkesan modern seperti dress dengan siluet ringan, padanan blus dengan varian celana maupun rok, serta dilengkapi outer yang terkesan dinamis.
Tenun Ikat Tanimbar dikombinasikan pula dengan daya tarik bahan Tenun ATBM (alat tenun bukan mesin). Permainan potongan asimetris dan draperi merupakan elemen ornamen yang turut menjadi sentra perhatian pada koleksi ini.
Desainer Wignyo Rahadi menuturkan tenun ikat maluku motif tanimbar memiliki daya pakai dan daya jual yang tinggi. Harapannya, masyarakat umum bisa lebih banyak menggunakan kain tenun Tanimbar, bukan hanya sebagai kain sarung, tetapi juga sebagai ready to wear atau busana siap pakai.
"Semoga bisa digunakan masyarakat yang lebih luas, termasuk kalangan desainer mode untuk mengolah material Tenun Tanimbar menjadi berbagai jenis dan gaya busana siap pakai,” papar Wignyo dalam keterangan resmi, Selasa (7/1/2020).
Kain-kain tenun juga biasanya dikenakan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia juga telah digelar di Jakarta yang turut dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Kegiatan serupa juga digelar di seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di setiap Ibukota Provinsi.
Pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Provinsi Maluku ini, Noviarsano Manullang selaku Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku memaparkan perkembangan kondisi ekonomi dalam skala global, nasional maupun regional di Provinsi Maluku. Noviarsano menyampaikan penggunaan kain tenun daerah dapat meningkatkan ekonomi daerah.
Sejak tahun 2017, secara berkelanjutan Bank Indonesia melakukan program pengembangan terhadap usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) tenun ikat tanimbar yang menjadi binaannya, antara lain dengan memberikan rekomendasi terkait komoditas strategis dan bentuk olahan untuk meningkatkan nilai tambah produk tenun ikat tanimbar.
Adapun tenun ikat tanimbar merupakan tenun ikat tradisional dari Kepulauan Tanimbar yang berada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Tenun Ikat Tanimbar mayoritas dibuat oleh kaum perempuan sebagai mata pencaharian.
Jumlah pengrajin kain tenun ikat tanimbar di Maluku Tenggara Barat saat ini berjumlah 1.715 orang yang tersebar di 10 kecamatan. Namun, perkembangan tenun Tanimbar belum terbilang optimal sehingga komoditi tenun Tanimbar dianggap belum memberikan peluang ekonomi yang menjanjikan.
Program pembinaan dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kreativitas dan kompetensi pengrajin tenun tanimbar. Bank Indonesia yang telah membina UMKM, menggandeng desainer nasional yakni Wignyo untuk menghasikan produk turunan, serta mendorong pemasaran ke skala nasional bahkan dunia.
Diharapkan tenun hasil pengembangan memiliki daya pakai dan daya jual lebih tinggi serta dikenal secara luas yang pada akhirnya dapat mendorong peluang ekonomi bagi pengrajin Tenun Tanimbar.
Program pengembangan tenun tanimbar antara lain pelatihan pewarnaan, penggunaan benang dengan kualitas lebih baik, penerapan teknik tenun dengan alat tenun ATBM untuk melengkapi alat tenun gedogan, dan eksplorasi desain motif.
Hasilnya, tenun tanimbar yang semula tampak kaku, terasa berat, dan warna yang rentan luntur menjadi lebih ringan, lembut, dan tidak luntur sehingga lebih nyaman dikenakan, tanpa meninggalkan motif tradisi yang menjadi identitasnya. Tenun Tanimbar yang awalnya hanya dibuat dan dipasarkan dalam bentuk kain sarung, kini siap digunakan sebagai ragam produk fesyen.