Bisnis.com, JAKARTA – Hadirnya platform streaming Over the Top (OTT) telah menjadi angin segar bagi insan perfilman Tanah Air karena dapat meningkatkan sumber pendapatan dan pengembalian modal.
Sheila Timothy, perwakilan dari Asosiasi Produser Film Indonesia mengakui dalam dua tahun terakhir, perkembangan industry perfilman di platform digital video on demand cukup pesat. Bahkan pada 2019 ini, posisi pengembalian modal dari OTT berada di posisi kedua setelah bioskop, menggantikan posisi televisi free to air.
“Memang saat ini pendapatan dari Bioskop masih yang terbesar sekitar 60 hingga 70 persen. Namun, pendapatan dari OTT ini terus berkembang, jumlah pembayaran atau lisensi film meningkat, ini yang memperbesar porsi,” ujarnya, Kamis (9/1/2020).
Menurutnya, hal ini juga tidak lepas dari tren masyarakat yang semakin senang menonton melalui layanan VoD karena sifatnya yang interaktif dan memfasilitasi penonton untuk memilih sendiri program video yang mereka inginkan.
Hal ini didukung oleh broadband yang semakin kuat. Apalagi layanan streaming yang masuk ke Indonesia saat ini semakin banyak sebut saja HOOQ, Netflix, Iflix, dan Goplay.
“Sebagai filmmaker, kehadiran OTT ini akan lebih menguntungkan untuk kita. Penghasilan akan semakin bertambah, balik modal tinggi, sehingga bisa membuat film dengan dana yang besar dan teknik yang tinggi,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel