Bisnis.com, JAKARTA — China melaporkan 17 kasus baru pneumonia yang disebabkan oleh coronavirus pada Minggu (19/1/2020).
Dengan demikian, jumlah total pasien yang telah resmi terinfeksi mencapai 62 orang dan 2 di antaranya sudah meninggal dunia. Seluruhnya berada di Wuhan, kota di pusat China.
Seperti dilansir dari Reuters, Wuhan Municipal Health Commission menyampaikan dari 17 kasus tersebut, 3 di antaranya merupakan kasus serius.
Laporan ini meningkatkan kekhawatiran atas penyebaran virus tersebut menjelang Tahun Baru China pada yang jatuh pada akhir Januari 2020. Periode perayaan itu biasanya menjadi momentum bagi ratusan juta warga China untuk pulang ke kampung halamannya.
Ke-17 pasien baru ini mulai menunjukkan beberapa gejala seperti demam dan batuk sebelum 13 Januari 2020. Hasil tes yang dilakukan pada 16-17 Januari 2020, mengonfirmasi adanya infeksi virus tersebut.
Virus baru ini berasal dari keluarga besar coronavirus yang turut mencakup Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia pada 2002-2003. Wabah SARS juga bermula di Negeri Panda.
Meskipun para ahli menyatakan bahwa virus baru ini terlihat tidak seberbahaya SARS, tapi asal muasal dan penyebarannya masih belum diketahui dengan pasti.
Menyusul peringatan dari World Health Organization (WHO) atas kemungkinan meluasnya wabah, otoritas bandara di AS dan sejumlah negara Asia seperti Jepang, Thailand, Korea Selatan, Singapura, dan Malaysia telah melakukan pemantauan ketat atas penumpang dari Wuhan.
Jepang dan Thailand telah mengonfirmasi adanya kasus terkait virus ini, seluruhnya melibatkan orang-orang yang bepergian dari Wuhan.
Sebuah laporan yang dirilis MRC Centre for Global Infectious Disease Analysis dari London Imperial College menuturkan ada potensi kasus yang terjadi lebih banyak dibandingkan yang disampaikan oleh otoritas Wuhan, berdasarkan skenario yang memperkirakan ada 1.723 kasus yang menunjukkan gejala-gejala terkait dengan virus tersebut pada 12 Januari 2020.