Petugas Kesehatan Karantina Bandara Soekarno Hatta melakukan pemeriksaan acak suhu badan penumpang yang baru mendarat untuk mewaspadai penyakit Cacar Monyet atau Monkeypox, di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (14/5/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Health

Jelang Imlek, Kantor Kesehatan di Bandara Tingkatkan Pengawasan Kasus Coronavirus Wuhan

Ria Theresia Situmorang
Senin, 20 Januari 2020 - 17:15
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Kantor Kesehatan Pelabungan (KKP) Kelas I Bandara Soekarno-Hatta, dr. Anas Ma’aruf menyebutkan hingga saat ini belum ada kasus akibat penyebaran novel coronavirus dari Wuhan, China yang terdeteksi di Indonesia.

“Sampai sekarang kami Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta belum menemukan penumpang mengarah ke penyakit ini,” ujar Anas saat ditemui di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan pada Senin (20/1/2020).

Anas menyebutkan bukan hanya penumpang, awak pesawat yang masuk dan keluar dari wilayah perbatasan umumnya akan diperiksa dengan scan thermal. Petugas kesehatan di bandara dan pelabuhan juga diwajibkan untuk terus diperbaharui informasi sehingga terdapat kesiagaan.

“Dalam kondisi rutin itu seluruh kedatangan internasional penumpang, personil pesawat, kru kapal dan sebagainya selalu dilakukan pemeriksaan oleh scanner. Meskipun tidak ada penyakit yang kita waspadai ketika ada situasi tertentu penyakit yang kita waspadai, kita tingkatkan. Contoh ketika ada penyakit coronavirus dari China, kita amati lebih ketat lagi,” tuturnya.

Menjelang hari raya Imlek pekan ini, Anas pun menyebutkan lalu lintas kedatangan penumpang baik dari dan ke luar negeri juga semakin meningkatkan. Berdasarkan data, terdapat 30 penerbangan dari China yang 10 diantaranya dari Wuhan yang mendarat di Bandara Soekarno-hatta, Jakarta. Sedang, di Bandara Ngurah Rai Bali terdapat 20 penerbangan asal China, dimana dua diantaranya adalah dari Wuhan

Dirjen Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono lebih lanjut menuturkan hingga saat ini belum ada tindakan pelarangan bepergian (travel ban) ke China pada khususnya akibat dari penyebaran penyakit ini. Sebagai gantinya pihak pemerintah hanya mengeluarkan pernyataan travel advisory pada 3 Januari lalu bagi warga negara Indonesia yang akan bepergian ke Wuhan, China.

Travel ban itu biasanya menggunakan indikator luasnya masalah dan kematian yang cukup tinggi. Jadi kalo penyakit ini kemudian menyebar dengan sangat cepat ke daerah-daerah tertentu kemudian angka kematiannya tinggi, maka itu kita melakukan travel ban sebagaimana sesuai dengan kaidah yang ditetapkan dalam international health regulation atau oleh WHO kemudian menganjurkan hal-hal tertentu,” pungkas Anung.

Data yang dihimpun oleh BBC pada Senin (20/1/2020) terdapat 132 kasus baru yang dikonfirmasi terinfeksi virus ini dimana 3 diantaranya meninggal dunia di China. Negara tetangga seperti Thailand dan Korea Selatan baru-baru ini melaporkan adanya penyebaran kasus tersebut di negaranya. Sehingga banyak negara kini disarankan untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menangkal penyebaran penyakit tersebut.

Editor : Sutarno
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro